Hj Kartina Sukawati,SE,MM: Multiplier Effect Kenaikan BBM Cukup Menghawatirkan, Solusi Ambil Tawaran Supplier Negara Lain Bisa Ditempuh

Detikkasus.com|JATENG & DIY

PATI- Pemerintah resmi menaikkan harga bahan bakar minyak atau BBM jenis Pertalite dan Pertamax. Per Minggu, 4 September 2022, harga BBM jenis Pertalite sebesar Rp 10.000 per liter dari sebelumnya Rp 7.650 per liter, sedangkan harga Solar naik menjadi Rp 6.800 dari Rp 5.150 per liter. Sementara harga Pertamax naik dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.

Kebijakan tersebut memunculkan penolakan keras dari Partai Demokrat Hj. Kartina Sukawati, S.E.,MM., Anggota Fraksi Partai Demokrat DPRD Jawa Tengah mengungkapkan ada beberapa pertimbangan mendasar agar kebijakan yang menambah beban rakyat pasca diterjang pandemi selama 2 tahun terkahir ini makini berat.

Baca Juga:  Paket Sembako Untuk Warga Terdampak Covid-19 di Salurkan Polsek Ngaliyan Polrestabes Semarang

“Dengan adanya kenaikan BBM yang siginifikan akan mengakibatkan multiplier effect bagi seluruh tatanan kehidupan seluruh masyarakat Indonesia. Diantaranya kondisi ekonomi akan menurun karena inflasi yang tinggi yang tidak dibarengi dengan daya beli masyarakat dan pendapatan yang bertambah. Tingkat kemiskinan juga akan terkoreksi dengan signifikan,” ungkap Mbak Ina , panggilan akrab Hj. Kartina Sukawati.

Baca Juga:  Cegah Masuknya Pelaku Kriminal Polsek Sukasada Perketat Pemeriksaan Kendaraan di Malam Hari

Hal ini memunculkan keprihatinan meskipun ini sudah ditetapkan pemerintah.

“Pemerintah pasti sudah menghitung konsekuensi dari itu semua. Tapi semisal bisa menekan kenaikan tidak setinggi ini, tentu akan lebih baik untuk masyarakat,” ungkapnya.

Kartina Sukawati, mengingatkan bahwa Indonesia sebenarnya sudah ada tawaran di Agustus lalu, dari salah satu negara produsen minyak dunia bahkan dengan tawaran 30% lebih murah dari harga di pasar internasional.

Baca Juga:  Pantau Wilayah Bhabinkamtibmas Desa Pemaron Laksanakan Sambang Sekaligus Data Jumlah Pengungsi

“Tentu saja pemerintah harus mempertimbangkan supaya bisa membeli itu, supaya kita bisa menyeimbangkan sehingga kenaikan tidak terlalu tinggi. Supaya kebutuhan BBM di Indonesia tetap terpenuhi. Sebagai negara berdaulat tentunya kita harus berani mengambil kebijakan dan ambil sikap Internasional yang menguntungkan masyarakat Indonesia. Jangan terus menerus dibayangi ketakutan negara tertentu,” pungkasnya.

(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *