Kota Jambi, detikkasus.com – Gubernur Jambi, H.Zumi Zola,S.TP,MA berharap dan menaruh keyakinan besar Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Thaha Saifuddin Jambi berperan besar dalam pembangunan karakter mahasiswa mahasiswi, untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berdaya saing dan berakhlak baik. Hal tersebut dikemukakan oleh Zola dalam Silaturahmi dengan Guru Besar UIN se Indonesia dan Civitas Akademika UIN Jambi, bertempat di Rumah Dinas Gubernur Jambi, Rabu (27/9/17) malam.
“Kita harus berdaya saing dengan negara lain, apalagi MEA sudah berlaku saat ini,” ungkap Zola.
Zola mengatakan, tawaran terbesar yang diberikan oleh UIN STS Jambi terletak pada pembentukan kualitas manusia dengan akhlak (karakter) yang baik yang merupakan puncak tertinggi akan proses kehidupan menjadi manusia seutuhnya mengisi kehidupan di dunia. “Percuma orang pintar, menguasai banyak pengetahuan kalau akhlaknya tidak diperhatikan, dan UIN bisa memberikan itu,” kata Zola.
Zola berharap pendidikan menciptakan juga meningkatkan sumber daya manusia yang berdaya saing dan mampu menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa besar dan kuat dengan merangkul para profesor, akademisi dengan bersinergi bersama pemerintahan daerah. “Memberikan ide atau masukan untuk pemerintahan dan bisa disampaikan secara langsung maupun melalui rektor,” pesan Zola.
Prof. Imam Suprayogo dari UIN Malang memakili 50 guru besar yang hadir menyampaikan bahwa Provinsi Jambi memiliki modal besar dengan Jam’iyatul Islamiyah yang lahir di Jambi saat ini sudah ada di 22 provinsi termasuk di Malaysia, Singapura, Brunai Darussalam, bahkan sudah sosialisasi di Jepang. “Kekayaaan Jambi sebenarnya bisa menghimpun guru besar yang ada di seluruh Indonesia dan diminati guru besar,” ujar Prof. Imam Suprayogo.
Menurut penuturan Prof. Imam Suprayogo, ketertarikan orang kampus akan Jam’iyatul Islamiyah, dari 5.400 guru besar yang ada di Indonesia, sudah 500 orang ada di Jam’iyatul Islamiyah yang ikut ngaji, diantaranya Prof. Agus Taufik Mulyono ahli desain lapangan terbang, Prof. Sunyuto dari Gajah Mada, Prof. Azhar Arsyad, Prof. Khairil Efendi serta banyak lagi nama nama guru besar yang berkhidmat untuk membangun serta mencurahkan ide akan pembangunan bangsa Indonesia.
“Jam’iyatul Islamiyah ini terkenal bagi kami (di luar Jambi) dengan banyaknya guru besar yang ikut bergabung,” kata Prof. Imam Suprayogo.
Selanjutnya, Dr.KH.Aswin Rose Yusuf menyampaikan tausiyah, yang menekankan pentingnya ‘rasa’ dalam mengelola kehidupan dimana ilmu pengetahuan saja tidak cukup mampu menjadikan manusia seutuhnya.
“Berkaca dari Jepang yang merupakan negara dengan segala kecanggihan dan ilmu pengetahuan yang tinggi, budaya yang juga terjaga namun masih merasa kekurangan akan ‘rasa’ dan hal tersebut menjadi bagian utama setiap individu yang dalam kegiatan tersebut dimaknai dengan penguatan wujud syukur akan keberadaaan Sang Pencipta, mengisi relung rasa yang membangkitkan kehidupan menjadi lebih bermakna. Teknologi juga budaya di Jepang sudah sangat bagus namun angka bunuh diri yang tinggi menjadi masalah yang semua itu berawal dari kekosongan akan ‘rasa’ dan waktu di Jepang banyak yang tertarik dengan uraian serta pemaparan akan kebenaran ‘rasa’, ” jelas Dr. KH. Aswin Rose Yusuf. ITA/Hms