NGANJUK I detikkasus.com – Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa memimpin Apel Siaga Banjir yang dilaksanakan di Bendungan Semantok, Kabupaten Nganjuk. Apel tersebut bertujuan untuk mengecek kesiapan Pemprov dan Pemkot/Pemkab di Jatim dalam menghadapi bencana banjir di musim penghujan 2021/2022.
Gubernur Jatim menyampaikan, BMKG telah mengingatkan akan ada potensi La Nina yang membuat intensitas curah hujan cukup tinggi, yakni antara 20-70 persen, sehingga dikhawatirkan bisa menimbulkan banjir di beberapa daerah di Jawa Timur.
“BMKG telah memberikan sinyal bahwa pada November tahun ini diprediksi ada La Nina hingga Februari 2022 nanti. Maka itu kepada instansi pusat dan di daerah dapat bekerjasama yang baik dalam menghadapi bencana alam di Jatim ini,” katanya dalam apel tersebut, Senin (1/11/2021).
Diungkapkannya, di Jatim sendiri ada beberapa titik banjir yang perlu diwaspadai dan diperhatikan yaitu antara lain Sungai Welang Kraton, Sungai Kedung Larangan, Sungai Rejoso di Pasuruan, Sungai Kening di Tuban, anak – anak sungai di wilayah Madiun, dan Kabupaten Lamongan sepanjang aliran bengawan Solo, serta Sungai Kemuning di Sampang Madura.
“Sungai-sungai rawan banjir yang saya sebutkan tadi merupakan langganan banjir. Maka perlu penanganan antisipasi dan mitigasi secara detail, mulai dari melakukan penguatan sedimentasi di pinggir sungai, pengerukan, serta pompai air di sungai tersebut juga harus dapat digunakan,” ujarnya.
Lebih lanjut Khofifah menjelaskan, untuk antisipasi banjir yang dapat dilakukan yaitu membentuk Posko banjir terutama di sungai – sungai atau rawan banjir yang sudah disebutkan tadi, memantau kondisi sungai serta tanggul yang saat kritis, dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk persiapan menghadapi penanganan banjir.
Untuk itu ditegaskannya, terdapat tiga pesan yang perlu diperhatikan saat bencana alam di Jatim. Pertama harus siaga, harus cepat mengetahui kejadian banjir. Kedua, harus tanggap, artinya harus berbuat maksimal sehingga dampak dari bencana yang mungkin terjadi bisa di minimalisir. Dan yang ketiga yaitu harus galang, saling bersatu, bekerjasama, saling menggalang dalam penanganan bencana yang terjadi.
Ditemui selesai pelaksanaan apel, Danrem 081/DSJ Kolonel Inf Waris Ari Nugroho menegaskan kesiapan satuan di jajarannya dalam menghadapi ancaman banjir tersebut.
“Kita siap seluruhnya. Baik itu personel maupun materiil yang kita miliki. Kapan saja dibutuhkan, kami akan siap,” terangnya.
Selain kesiapan tersebut, sebagai langkah awal dalam menghadapi bencana banjir, Danrem juga mengatakan akan lebih mengoptimalkan peran Babinsa di seluruh jajarannya untuk menghimbau dan mengajak masyarakat untuk melakukan berbagai upaya pencegahan.
“Seperti kata Gubernur tadi. Peran serta masyarakat dalam menghadapi bencana banjir sangat dibutuhkan, khususnya dalam upaya pencegahan, seperti tidak membuang sampah sembarangan khususnya di sungai, maupun penggundulan lahan di sekitar aliran sungai,” bebernya.(Agw/Ang).