TRENGGALEK I detikkasus.com – Mengikuti rapat kerja nasional pembangunan pertanian secara virtual, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin ingin mendorong pembentukan Badan Usaha Milik Petani di Kabupaten Trenggalek pada tahun 2021, Senin (11/1/2021).
Dengan adanya BUMP tersebut, Bupati Nur Arifin berharap produktifitas petani di Kabupaten Trenggalek bisa lebih tinggi dan berdaya. Utamanya dalam memenuhi kebutuhan pupuk, mengingat saat ini pupuk bersubsidi junlahnya sangat terbatas.
Terlebih selama ini Pemkab Trenggalek telah memberikan berbagai pelatihan pembuatan pupuk organik yang aman serta ramah lingkungan.
“Makanya tadi perintah saya adalah, kita sukseskan di tahun ini Badan Usaha Milik Petani dengan petani harus bisa memproduksi pupuk mereka sendiri dengan kualitas yang baik,” tutur Bupati Arifin.
Dengan organik, diharapkan pengolahan lahan pertanian ini lebih berwawasan lingkungan sehingga bisa dilakukan secara berkelanjutan.
“Nanti harapannya lahan-lahannya nanti bisa kita sertifikasi organik sehingga nanti nilai jualnya juga bisa lebih tinggi daripada produk biasa,” ungkapnya.
Disampaikan oleh pemimpin muda ini, sebagaimana amanat Presiden Jokowi dalam videoconfrence rakernas pertanian menyatakan bahwa produktifitas petani tahun ini harus meningkat.
Langkah ini tak lain juga dimaksudkan guna menyeimbangkan keuangan negara dimasa pandemi Covid-19.
Anggaran sebesar 33 trilyun telah digelontorkan setiap tahunnya untuk subsidi pupuk demi mendorong ketersediaan pupuk bagi petani di daerah.
Sementara itu untuk mendukung adanya lumbung pangan atau food estate, Bupati Nur Arifin mengatakan akan melakukan konsolidasi lahan bersama para petani.
Dengan upaya ini pertanian dengan skala besar akan menggunakan mekanisasi pertanian, selanjutnya kelompok petani berkelompok untuk bisa memastikan bahwa pertanian ini nanti bisa dikerjakan lebih efektif dengan menggunakan teknologi.
“Yang paling cocok di Trenggalek ya semua komoditi yang khususnya yang kita masih impor seperti jagung, kedelai, kalau di peternakan nanti sapi, dan sebagainya,” terangnya.
“Pokoknya Pak Presiden ingin kita turun terus impornya sehingga produksi dalam negeri harus ditingkatkan,” pungkasnya. (Budi)