- Detikkasus.com| JATENG
Semarang – Personel kepolisian dari Brimob Polri dan Polrestabes Semarang, lakukan penjagaan di Gudang Farmasi milik Dinas Kesehatan Jawa Tengah. Sebab, vaksin sebanyak 62.560 dosis itu sudah tiba di Semarang pada Senin (4/1) dini hari.
Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Lutfhi mengatakan puluhan ribu vaksin COVID-19 jenis Sinovac itu, tiba dari Jakarta dengan pengawalan ketat aparat Brimob Polri yang dilengkapi dua kendaraan mobil lapis baja. Jajarannya, kemudian diberi tugas mengamankan dan menjaga gudang farmasi sebagai obyek vital.
Menurutnya, keberadaan vaksin COVID-19 itu sangat berharga karena berkaitan dengan keselamatan nyawa manusia.
Setiap hari jajaran Polda Jateng yaitu anggota Polsek Ngaliyan dibantu personel Brimob Polda Jateng secara bergantian mengamankan gudang farmasi.
“Di dalam satu mobil boks itu ada 32 karton. Total vaksin yang kita terima ada 62.560 dosis,” kata Kapolda.
Setelah tiba di Semarang dengan pengawalan ketat, Vaksin kemudian diserahkan dari Tim Distribusi Bio Farma kepada perwakilan Dinas Kesehatan Pemprov Jateng Bapak Taukhid sebanyak 31,9 Koli. Jumlah per Koli yaitu 1.960 Vaksin sehingga Totalnya sebanyak 62.560 Vaksin.
Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Lutfi menegaskan bahwa Polri siap mengamankan distribusi vaksin Covid sampai ke masyarakat.
“Personil kami juga TNI siap lakukan pengamanan distribusi vaksin sampai ke masyarakat,” kata Lutfi.
Sebelumnya, Gubernur Ganjar Pranowo menyatakan bahwa ditargetkan ada 21,2 juta warga Jateng akan mendapat vaksin COVID-19. Sebagai tahap awal, tenaga kesehatan dan penunjang yang akan mendapatkan program vaksinasi.
Menurut Ganjar, yang terpenting saat ini adalah masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan di samping menunggu jadwal program vaksinasi. Yakni selalu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun.
“Vaksin sudah disiapkan. Kita sudah siapkan untuk SDM dan peralatan serta siapa-siapa yang akan melakukan tes. Tapi ingat, vaksin yang sudah ada itu kita gunakan saja. Ya masker ini. Karena kita tidak hanya bergantung pada vaksin,” ujar Ganjar.
Jumlah vaksin yang tersedia masih terbatas maka masyarakat harus tetap meningkatkan kewaspadaan.
(Adi-Detikasus)