Detikkasus.com l Bangka Belitung – Kita dapat melakukan sebuah pembangunan tanpa harus mengasingkan suatu kebudayaan, pembangunan ditujukan untuk menciptakan masyarakat yang makmur dan sejahtera. Sebagai masyarakat wajib harus mengelola dan menjaga budaya dengan baik, karena budaya merupakan, sebuah identitas suatu bangsa. Kita wajib mempertahankan diri, agar menjadi orang yang beradat di negeri sendiri.
“Saya sangat mendukung kepada siapa saja yang berusaha untuk menjaga adat. Dulu orang paling takut jika dikatakan tidak beradat,” Demikian dikatakan Tokoh NU (Nahdlatul Ulama) Drs H Abu Bakar Harun, MM pada kegiatan “Ngandun” DPW Lemtari Babel, dikediamannya, Minggu (6/12/2020).
Pendiri sejumlah Pondok Pesanteren di Bangka Belitung (Babel) ini mengatakan, jika sebuah negeri kuat memegang adat maka negeri itu akan sulit dikuasai dan dimasuki asing. baik penguasaan fisik maupun budayanya.“Saya hanya ingin memberikan saran. Jadikan lembaga sebagai media dakwah. Lembaga sebagai media untuk mendorong agar orang beradat, adalah sangat baik. Niatkan ikhlas dan selalu tabah. Karena terkadang kita berjuang itu tidak semudah membalikkan telapak tangan dan tidak semudah mengambil sebuah kerikil. Pasti ada hambatan dan kendala,” nasehat pria sosok kiyai yang menolak dipanggil kiyai ini.
Ketua Lemtari Babel, Dato Sardi mengatakan, nilai-nilai adat budaya tersebut, sepatutnya kita berkewajiban untuk menjaga dan melestarikan, sehingga nilai-nilai ini masih bisa eksis, kenapa?, karena keberhasilan suatu bangsa, suku, daerah, itu terletak dari karakter dari bangsa, suku atau daerah itu sendiri.“Dan karakter inilah yang harus kita diskusikan sama-sama dengan semua tokoh masyarakat, ulama, dan tokoh adat sendiri. Sebab ini merupakan, ciri khas, atau keunikan dari kelompok yang ada dan kemudian inilah yang menjadi nilai –nilai dalam hidup dan kehidupan yang berlangsung secara terus menerus, mulai dari dulu hingga sekarang dan yang akan datang,” jelas Dato Sardi, menceritakan alasan kegiatan Ngandun DPW Lemtari Babel.
“Tadi ketika kita ngandun dengan Pak kiyai. Kita mendapat ilmu dan nasehat untuk menjalankan misi ini. Inilah salah satu upaya kita untuk mendukung dan lestarinya adat budaya,” ungkap Sardi yang juga lulusan pondok pesanteren ini.
Lebih jauh dikatakan, pelestarian nilai adat budaya merupakan, bukti legitimasi masyarakat terhadap eksistensi sebuah adat dan budaya, keragaman, pembangunan karakter sebuah bangsa yang dikembangkan melalui budaya lokal.”Tadi pak kiyai banyak memberikan kita nasehat. Ini bentuk dukungan kepada kita. Insya Allah Lemtari ada di hati masyarakat dan masyarakat akan selalu bersama Lemtari,” harap Sardi. (Tim 9 Babel)