PTUN Sumut Diminta Berlaku Adil Sesuai Data

Detikkasus.com l Labuhanbatu Utara – Sumut

Kamis (05/11/2020) Tiga warga menyampaikan keluhan, dari perwakilan sekitar dua puluh tiga (23) Orang masyarakat Desa Sei Apung, Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) Provinsi Sumatera Utara. Katanya akan melakukan PTUN dan Penuh harap kiranya “Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan Sumatera Utara (Sumut) untuk membuat keadilan yang sebenar benarnya”.

Menelisik dari Tahun 1994 hingga sampai Tahun 1997 sesuai surat perintah penertiban lahan oleh pemrintahan desa dan kecamatan sudah dikelola penggugat, masyarakat desa sei apung, ujar Darmono Raja SH “President Front Pembela Negara dan Rakyat APELOMA (Aliansi Pers, LSM, Ormas dan Mahasiswa). Sangat aneh, Kalau ditahun 2003 pihak tergugat malah mengklaim tanah yang ada di Desa Sei Apung Kecamatan Kualuh Hilir milik mereka, karena alasan ganti rugi.

Baca Juga:  Membangun Karakter Bangsa Melalui Keluarga Yang Berjetahanan Menuju Indonesia Sejahtera | Detik Kasus Sumbar.

Padahal kesepuluh (10) nama yang diajukan tergugat hingga sampai sekarang tidak diketahui rimbanya. “Bahkan Kades Sonomartani Untung CS yang ketika itu mengeluarkan surat keterangan ganti rugi kepihak tergugat kabur sampai sekarang tidak tau dimana rimbanya”. Dalam logika akal yang sehat, saharusnya “Jika tanah itu tidak bisa dipertanggung jawabkan keabsahan legalitas hukum, jangan diperjual belikan agar tidak ada yang menjadi korban, hanya karena keserakahan nafsu belaka.

Dengan adanya surat keterangan pada 20 Appril 2017, dengan No.470/179/SM/2017 yang dinyatakan oleh oleh Prabowo Kepala Desa Sonomartani atas nama, N, D, J, M, S, S, P, S, L dan S. Kesepuluh nama tersebut diatas tidak pernah pernah berdomisili dan tidak tercatat sebagai penduduk Desa Sonomartani.

“Pada ketentuan tersebut diatas ada kesan yang dipaksakan, sangat perlu menjadi perhatian khusus bagi pengadilan demi untuk tegaknya hukum dan keadilan sebenarnya, keluhnya”. Dari sejak Tahun 1994 Desa Sei Apung sudah menjadi bagian dari wilayah Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu, “Kalaupun karena terjadi pemekaran Kecamatan hingga pemekaran Kabupaten, desa Sei Apung menjadi Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura).

Baca Juga:  Pejabat Eselon Dua & Pejabat Pembina Di Roling.

Desa Sei Apung tetap menjadi bagian n dari wilayah Kecamatan Kualuh Hilir tidak pernah menjadi bagian dari Desa Sonomartini Kecamatan Kualuh Hulu, “Keajaiban apa sebenarnya yang terjadi sehingga mereka menyebut tanah tersebut katanya berada diDesa Sonomartini Kecamatan Kualuh Hulu”.bahkan bkla kita lihat peta dan secara surat administrasi diragukan keabsahan data yang dimiliki oleh pihak tergugat didengar dikuasai oleh mantan jendral bintang dua itu (Keluarga HD. Pasaribu).

Dalil ini tersebut diatas sangat layak untuk ditelisik kembali, agar tidak menjadi bentuk pembodohan hukum dan publik Sebagai tambahan dasar sangat jauh bertolak belakang dengan adanya keputusan menteri kehutanan no.SK.44/Menhut-II/2005 tanggal 16 Pebruari 2005 tentang, Penunjukan kawasan hutan diwilayah Provinsi Sumatera Utara.

Baca Juga:  Bunga Mawar Berduri Menjadi Perhatian (AJPSL) Aliansi Jurnalis Peduli Sosial Labuhanbatu

Bgaimna mungkin tanah yg dalam perkara ini sudah berubah menjadi sertifikat yg dimiliki pihak mantan jendral tersebut (tergugat) sementara itu status hukumnya kawasan hutan.

Dengan luas 3.742.120 (Tiga juta tujuh ratus empat puluh dua ribu seratus dua puluh) Hektar. Posisi Desa Sei Apung berada di Kecamatan Kualuh Hilir bukan berada diKecamatan Kualuh Hulu. “Wajar masyarakat Desa Sei Apung akan mengajukan PTUN, untuk mendapatkan keadilan atas haknya yang klaim oleh tergugat, dalam hal kisah ini saya minta nantinya proes PTUN dapat berlaku adil. Ujar Darmono Raja,.S.H”. ( J. Sianipar )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *