Detikkasus.com l Bangka Belitung – Pantauan Detik Kasus, Jumat (2/10/2020) di Desa Kace Timur, Kecamatan Mendo Barat, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, terlihat akses jalan menuju pesantren, harus melewati jembatan darurat terbuat dari kayu. Masyarakat setiap harinya beraktivitas melewati jembatan itu, begitupun dengan anak-anak yang hendak belajar di pesantren.
Jika harus dilewati anak-anak ke pesantren setiap hari pergi dan pulang, jelas sangat membahayakan. Seharusnya pemerintah lebih fokus memperhatikan persoalan jembatan kayu. Akses yang sangat penting untuk pendidikan anak-anak ke sekolah dan ekonomi masyarat mencari nafkah. Seperti ke kebun dan bekerja di Desa Kace Timur.
Keadaan fisik jembatan kayu tersebut, terpantau dalam keadaan rusak parah, yang mana baru berumur kurang lebih dua tahun. Ternyata keadaan tidak memungkinkan lagi untuk dilewati oleh kendaraan roda empat maupun roda dua, bahkan wargapun takut, jika anak-anak mereka melewati jembatan itu. Ini jelas, sangat mengkhawatirkan para orangtua. Takut jembatan itu ambruk dan sangat membahayakan keselamatan jiwa.
Saat awak media menghampiri, salah satu warga Desa Kace Timur Udin, yang hendak melintas jembatan kayu. Udin mengatakan, jembatan yang sering ia lewati untuk melintas sangat meragukan keselamatan.”Saya takut jembatan ini roboh,” tukasnya.
Udin menyatakan, bahwa anaknya pun sering melintas lewat jembatan kayu, jika mau ke pesantren.”Kini enggak kita kasih lagi pak, lewat jembatan ini, khawatir ambruk. Ko’ kenapa pemerintah, tempo hari tidak langsung membangun jembatan tidak langsung permanen. Lebih kuat, seperti jembatan yang ada di Kecamatan Mendo Barat,” ungkapnya.
Udin menduga, jembatan kayu itu, menggunakan kayu kualitas yang kurang baik. Kalau dilihat dari masa kekuatan baru lebih kurang dua tahun, sudah mau hancur.”Saya berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) terutama Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk meninjau kembali jembatan kayu yang berada di Desa Kace Timur, agar segera diperbaiki untuk kepentingan masyarakat,” harapnya. (Andi Perancis)