Konawe Utara | Detikkasus.com – Virus Corona kini telah menjadi momok yang sangat menakutkan di berbagai belahan dunia beberapa bulan terakhir. Pandemi virus ini telah pula mewabah di Indonesia dan sudah menyebar di seluruh daerah. Tidak terkecuali di Kabupaten Konawe Utara (Konut), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Sekitar dua minggu yang lalu, tepatnya tanggal 14/06/2020, Pemda Konut dikejutkan dengan hasil Rapid Tes yang dikeluarkan oleh Laboratorium Rumah Sakit Bahteramas terhadap dua orang warga Konut yang terkonfirmasi Positif Covid-19. Salah satunya adalah seorang gadis yang berinisial NNG (20).
Berawal dari hasil tes pemantau suhu tubuh di Posko Pemeriksaan Covid-19 di Desa Belalo, Kec. Lasolo, Kab. Konut pada 11/06/2020, NNG yang melintas dengan menggunakan sepeda motor di siang hari itu direkomendasikan untuk malakukan Rapid Tes pada RSUD Konut pada hari itu.
Dia diarahkan oleh Ketua Satgas Covid-19 yang berjaga saat itu untuk melakukan Rapid Tes sebab suhu tubuh NNG mencurigakan petugas posko karena sempat menyentuh angka di atas 38 derajat Celcius.
Dengan dasar kondisi suhu tubuh yang bersangkutan cukup tinggi saat itu, maka diambillah sampel darah NNG di RSUD Konut. Sampel darah tersebut selanjutnya dikirim ke Laboratorium Covid-19 Rumah Sakit Bahteramas.
Sambil menunggu hasil pemeriksaan sampel darah yang bersangkutan, NNG yang tinggal serumah dengan kedua orang tua dan dua saudaranya yang lain itu sudah mulai diawasi oleh petugas Puskesmas Asera.
Pada tanggal 14 Juni 2020, keluarlah hasil Tes PCR dari Laboratorium Covid-19 RS Bahteramas yang di tandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan Prov. Sulawesi Tenggara, dr. H. Muhammad Ridwan, M.Si yang menyatakan dua orang warga Konut terkonfirmasi Positif Covid-19. Salah satunya adalah NNG, dan yang satunya lagi seorang pria berumur 36 Tahun.
Sejak saat itulah kehidupan gadis yang baru tamat SMA itu memulai fase baru, berada dalam bayang-bayang ketakutan dan kekhawatiran.
Pada Minggu Malam sekitar pukul 19.00 atau lebih sedikit tgl 14 Juni 2020, apa yang dikhatirkan NNG benar-benar terjadi. Dia dinyatakan positif terpapar Covid-19. Dia akhirnya dijemput oleh beberapa petugas medis Puskesmas Asera yang dipimpin langsung oleh Kepala Puskesmas (Kapus) Asera, Tati Hasriyanti, SST dengan APD lengkap sesuai standar protokol Covid-19. NNG selanjutnya diserahkan di RSUD Konut untuk diisolasi pada malam itu juga.
“Kami langsung jemput pasien atas nama NNG karena dari hasil pemeriksaan darahnya lewat Tes PCR oleh Laboratorium Covid-19 RS Bahteramas dia dinyatakan terkonfirmasi Positif Covid-19”, ujar Tati, sapaan akrab Kapus Asera tersebut sambil memperlihatkan hasil Tes PCR tadi kepada awak media ini, Senin 29/06/2020.
Namun setelah 16 hari diisolasi, lewat komunikasi telepon seluler antara pasien dengan ayahnya, NNG mengatakan kalau dia baik-baik saja. Dia tidak merasakan gejala apapun sebagaimana yang diberitakan oleh media cetak dan elektronik yang ditontonnya bahwa pasien positif Covid-19 akan mengalami gejala demam tinggi, batuk-batuk, kering dan gatal pada tenggorokan ataupun sesak nafas. Dia merasa baik-baik saja dan ingin menjalani isolasi mandiri di rumahnya.
Hal inilah yang kemudian menimbulkan beragam persepsi dan reaksi dari masyarakat awam di lingkungan tersebut khususnya dari pihak keluarga NNG.
Saat warawan media ini dan seorang wartawan dari media lainnya berkunjung di kediaman orang tua NNG, Selasa, 30/06/2020, ibu dan ayah gadis tersebut terlihat baik-baik saja tanpa menujukkan gejala umum akibat terpapar Virus Corona karena sempat berinteraksi dengan pasien.
Ayah NNG bahkan menceritakan bahwa sebelum melepaskan anaknya, mereka sempat berjabat tangan dan mengatakan bahwa kalau ternyata NNG benar-benar terpapar Covid-19, maka sebagai orang yang sudah renta dengan umur di atas 65 tahun itu akan merasakan dampaknya terlebih dahulu.
“Saat NNG dijemput ibu Kapus saya sempat ijin untuk melaksanakan sholat Isya. Setelah sholat saya berdoa kepada Allah agar anak saya tidak benar-benar terinfeksi virus corona. Kalaupun betul terkena corona, maka biarlah saya juga merasakan akibatnya”, ujar Imam Desa itu yakin.
“Kami mohon dibantu sama bapak -bapak wartawan agar anak saya bisa dikeluarkan dari rumah sakit, biar kami yang rawat sendiri di sini. Kami sekeluarga tidak yakin jika anak saya tekena corona. Setiap kali saya telepon, dia bilang tidak merasakan apa-apa. Dia baik-baik saja pak setelah 16 hari tinggal di sana”, pintanya penuh harap.
Di tempat terpisah, Direktur RSUD Konut, dr. Dewi yang dihubungi via telepon selulernya, Senin Malam 29/06/2020 mengatakan bahwa pasien atas nama NNG dijemput oleh pihak Puskesmas Asera dan diserahkan di RSUD Konut sebagai bentuk penanganan sementara yang bersifat darurat saja.
“RSUD Konut ini bukan rumah sakit rujukan pasien positif Covid-19. Kami hanya menangani sementara sampai keluarnya hasil Swab pasien. Sampel lendirnya sudah kami kirim ke Makassar. Mudah-mudahan satu atau dua hari kedepan hasilnya sudah keluar. Kalau hasil uji Swabnya ternyata negatif, pasien langsung kami antar pulang ke rumahnya”, katanya.
Saat ditanya bagaimana kalau seandainya keluarga pasien bersikeras merawat anak mereka di rumah, Kepala Rumah Sakit itupun mempersilahkan.
“Kalau keluarga pasien mau membawa pulang pasien, yaa silahkan saja. Asalkan dipenuhi syarat-syaratnya”, lanjut dr. Dewi.
Atas dasar pernyataan kepala rumah sakit itulah, ayah NNG bersama dua wartawan tadi datang ke RSUD, namun sang direktur tidak berada di tempat. Mereka hanya ditemui oleh dr. Rum (dokter yang menangani NNG) dan dr. Udi, humas RSUD Konut. Kedua dokter tersebut menjelaskan bahwa pasien bisa dibawa pulang asalkan ada ruangan khusus di rumah pasien untuk diisolasi mandiri, ada keluarga yang bisa melayani, ada yang bisa mengawasi agar pasien tidak keluar rumah dan khususnya ada pernyataan tertulis kepala desa tempat tinggal pasien yang menyatakan siap bertanggung jawab kalau-kalau terjadi gejolak sosial di sekitar tempat tinggal pasien.
Serelah merasa beberapa persyaratan tersebut bisa dia penuhi, akhirnya ayah pasien itupun kembali ke desa asalnya di Kecamatan Asera ditemani kedua waratawan tadi dengan maksud meminta agar kepala desanya bisa ke rumah sakit untuk bertanda tangan, demi menjamin bahwa warga di desa itu tidak keberatan bila NNG dipulangkan di rumahnya.
Bersama kepala desa, ayah pasien pun kembali ke RSUD Konut dengan masih didampingi oleh kedua wartawan tadi yang penasaran ingin meliput peristiwa tersebut, yaitu pemulangan NNG.
Setelah tiba di rumah sakit sekitar pukul 14.30, mereka diarahkan masuk ke ruangan Kepala Tata Usaha, karena Direktur RSUD masih belum hadir. Di ruangan tersebut telah nenunggu Kepala Tata Usaha RSUD Konut, dr. Rum, dr. Udi dan dua orang petugas Gugus Tugas Covid-19 dari unsur BPBD Konut.
Di ruangan itulah terjadi adu argumentasi yang memanas antara kedua belah pihak. Pihak rumah sakit meminta agar kepala desa menandatangani Surat Pernyataan bertanggung jawab atas pemulangan pasien, namun sebelum itu harus meminta persetujuan Kepala Gugus Tugas Penanganan Civid-19 Kabupaten Konut, yang secara Ex Oficio dijabat oleh Bupati Konawe Utara, yang nota benenya adalah atasan Sang Kepala Desa. Hal inilah yang kemudian disesalkan oleh ayah NNG, kepala desa dan dua wartawan tadi yang merasa telah bohongi oleh pihak rumah sakit karena tidak memberikan penjelasan secara rinci dan tegas tentang tidak diijinkannya pasien NNG untuk dibawa pulang, karena dianggap melanggar Protokol Covid-19.
Ketegangan terus terjadi sampai akhirnya pihak rumah sakit memanggil bantuan dari aparat kepolisian dalam hal ini Polres Konut untuk memediasi. Bersama aparat kepolisian yang juga merupakan salah satu unsur Gugus Tugas, hadir pula Juru Bicara Gugus dari Dinas Kominfo dan beberapa wartawan media lokal di Konut.
Kapolres, Wakapolres, Kasat Reskrim dan beberapa anggota pun tiba di rumah sakit dalam hitungan menit. Kapolres selaku Wakil Ketua Gugus Tugas pun turun tangan menenangkan situasi yang sempat memanas.
Setelah memberikan penjelasan kepada wartawan media ini, kepada Kepala Desa dan ayah NNG agar bersabar menunggu hasil pemeriksaan tes Swab yang akan dirilis dalam beberapa hari lagi, maka ayah pasian pun mengerti dan akhirnya bersedia mempercayakan anaknya untuk di rawat di RSUD karena peralatan dan tenaga medisnya lebih lengkap.
“Sabar saja dulu ya Om. Sambil menunggu hasil pemeriksaan berikutnya, biar saja NNG di sini dulu. Kita doakan saja agar hasil tesnya (Swab-red) negatif. Paling-paling satu atau dua hari hasilnya sudah keluar. Di sini itu tenaga medisnya lebih siap dalam menangani NNG. Lagi pula di sini juga sudah dilengkapi dengan alat yang lebih lebih baik dibandingkan di rumah. Gizi dan Vitamin serta obat-obatannya juga lebih terjamin di rumah sakit ini”, tutup Kapolres menenangkan.
Setelah mendengar penjelasan Pak Kapolres, akhirnya ayah gadis itupun mau bersabar dan bersedia pulang meski tidak bersama anak kesayangannya itu.
*ARIFIN, SE*