Detikkasus.com | Ditengah pandemi virus Corona atau Covid-19 yang tengah mengguncang dunia teknologi sangat memberi dampak terhadap aspek kehidupan di dunia. Covid-19 adalah salah satu virus baru yang diketahui berasal Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok. Virus tersebut menyebabkan banyak orang di dunia meninggal setelah terinfeksi. Penularan virus Covid-19 sangat mudah terjadi dari satu orang ke orang lainnya. Sehingga pemerintah di berbagai negara memberlakukan social distancing dan lockdown.
Social distancing dan lockdown diharapakan bisa memutus mata rantai penularan virus Covid-19 antar manusia. Social distancing diartikan sebagai setiap manusia harus menjaga jarak dengan manusia lainnya, terutama menghindari manusia yang sedang sakit batuk dan bersin. Lockdown dilakukan disejumlah negara untuk menutup akses kedatangan dan kepergian dari satu negara ke negara lainnya, karena wisatawan yang datang ke suatu negara dikhawatirkan akan membawa virus tanpa mereka ketahui. Manusia saat ini, berkomunikasi dengan mengandalkan teknologi.
Perkembangan teknologi yang sangat modern sangat memberi dampak dalam setiap kehiduan manusia di dunia. Dampak positif tentu sangat baik dan bisa diterima. Namun selain dampak positif, juga terdapat dampak negatif yang ditimbulkan oleh teknologi. Sistem informasi dunia saat ini mudah diakses karena adanya teknologi. Namun, tidak semua informasi dapat dipercaya kebenarannya. Teknologi sebagai salah satu sistem global sangat membantu pemerintah antar dunia menginformasikan berita terkait pandemi virus Covid-19, terutama pemerintah Indonesia juga sangat terbantu dengan adanya teknologi.
Dampak Teknologi
Teknologi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti sebagai metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis dan ilmu pengetahuan terapan, atau teknologi diartikan sebagai keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Teknologi dapat membantu meringankan kehidupan manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Pemerintah Indonesia bisa memanfaatkan teknologi dalam menghadapi pandemi virus Covid-19. Melalui situs resmi milik pemerintah Indonesia, masyarakat Indonesia dimudahkan untuk mencari informasi tentang virus Covid-19, selain melihat televisi atau mendengar radio. Kemudahan teknologi saat ini, juga memudahkan masyarakat membaca berita terkait virus Covid-19 secara online.
Teknologi memberikan dampak buruk apabila digunakan oleh orang yang salah. Dampak buruk tersebut dapat berupa menyebarnya berita-berita bohong terkait dengan pandemi virus Covid-19 di media sosial. Menurut Wikipedia, berita bohong atau berita hoax adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya. Kebebasan berbicara di Indonesia diartikan salah kaprah oleh masyarakat, kebebasan tersebut digunakan masyarakat menyebarkan berita yang belum tentu kebenarannya secara gampang. Masyarakat Indonesia juga cenderung berbicara seenaknya tidak sesuai dengan fakta yang terjadi. Hal itulah yang menyebabkan berita bohong di Indonesia mudah sekali menyebar.
Indonesia dan Teknologi
Indonesia adalah salah satu negara yang mengalami modernisasi. Perkembangan teknologi di beberapa daerah terjadi sangat pesat. Perkembangan tersebut belum merata keseluruh daerah di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah letak geografis wilayah Indonesia yang berbeda-beda. Faktor penghambat tersebut tidak menyurutkan niat pemerintah dalam memanfaatkan teknologi. Pemerintah Indonesia membagikan segala informasi terkait Covid-19 di situs https://covid19.kemkes.go.id/, dalam situs tersebut pemerintah memberi informasi terkait jumlah pasien yang dikonfirmasi positif terkena Covid-19, jumlah pasien yang meninggal, jumlah PDP (Pasien Dalam Pengawasan), jumlah ODP (Orang dalam Pemantauan), dan lain sebagainya.
Pemerintah dengan sigap membuat kebijakan bahwa semua instansi maupun perusuhaan harus menerapkan Work From Home (WFH). WFH diartikan sebagai kegiatan individu atau kelompok masyarakat diharuskan dikerjakan saja dirumah masing-masing. Dengan adanya WFH diharapakan tidak perlu terjadi kontak yang terlalu dekat antar individu di suatu lembaga. Mengandalkan sistem online dapat merealisasikan kebijakan WFH dari pemerintah. Dalam prakteknya, setiap individu di rumah mengandalkan teknologi untuk berinteraksi satu sama lain terkait dengan pekerjaan.
Teknologi tidak bisa dimanfaatkan oleh masyarakat yang pekerjaannya harus bertatap muka dengan orang lain. Masyarakat yang berjualan di pasar tradisional tidak bisa menggunakan teknologi dikarenakan transaksi jual-beli harus dilakukan secara langsung dengan resiko dapat tertular dan menulari virus Covid-19 tanpa disadari. Meski sudah muncul sistem belanja online, tetapi masyarakat pedesaan cenderung lebih suka langsung berbelanja di pasar. Dan lagi penjual yang berjualan di marketplace banyak berada di kota besar, masyarakat desa hanya akan dirugikan dengan biaya ongkos kirim (ongkir) nantinya.
Hampir seluruh masyarakat Indonesia kini menggenggam smartphone, mudahnya informasi menyebar melalui media sosial mengharuskan pemerintah menindak tegas masyarakat yang menyebarkan hoax terkait virus Covid-19. Berita yang salah hanya akan menyebabkan kepanikan ditengah-tengah masyarakat. Indonesia termasuk kedalam negara yang baru-baru ini mengumumkan kasus Covid-19. Kasusnya pertama kali diumukan pada pada tanggal 2 Maret lalu, secara perlahan-lahan pasien-pasien positif Covid-19 terus bertambah. Entah sampai kapan pandemi ini akan berakhir di dunia, khususnya Indonesia.
Untuk saat ini masyarakat hanya perlu mengikuti kebijakan yang dilakukan pemerintah. Pemerintah harus membuktikan kompetensinya dalam menjalankan suatu negara, dan inilah saat yang tepat agar mendapat kepercayaan dari masyarakat Indonesia. Untuk mengatasi pandemi ini, pemerintah tidak perlu gengsi untuk mendapat bantuan dari semua pihak. Hanya smartphone dan alat elektronik lainnya yang saat ini dapat mengurai kebosanan dan kepanikan yang terjadi di tengah masyarakat. Tidak tau sampai kapan teknologi terus efektif dalam membantu pemerintah ditengah pandemi virus Covid-19 ini.
Ditulis Oleh :
Yufrica Septiana – Ilmu Pemerintahan – Fakultas Ilmu Sosial dan Politik – Universitas Muhammadiyah Malang