Detik kasus .com l Lampung . warga menilai beberapa jenis kegiatan pembangunan diduga dikerjakan asal jadi dan berpotensi merugikan negara.
Hal tersebut disampaikan salah satu warga setempat yang enggan namanya disebutkan, membeberkan perihal pembangunan yang ada dikampung tersebut selain diduga tidak mengutamakan kualitas juga tidak sesuai dengan pagu yang telah di anggarkan.
“contohnya seperti pembangunan taman sehat, baru seumur jagung malah kini seolah tidak berfungsi dan tidak layak, bahkan sekarang tumbuh semak belukar. Apalagi dengan anggaran yang fantastis hingga mencapai kurang lebih 91 juta saya rasa itu tidak sesuai semestinya taman itu bisa lebih megah lagi,” beber nara sumber.
Tak hanya itu, terkait pembangunan kantor kepala kampung warga menuding telah menyalahi aturan dan tidak sesuai dengan gambar perencanaan awal.
“bangunan kantor kepala kampung itukan sudah jelas menggunakan anggaran tahun 2019 dan sekarang sudah berganti tahun belum juga selesai, semestinya jika mengikuti prosedur yang ada pembangunan itu dilanjutkan pada tahun anggaran 2020 menggunakan sisa anggaran yang di silpakan, terlebih anggaran yang mencapai kurang lebih 180 juta dengan volume 8X15 meter seharusnya bisa dibangunkan jauh lebih megah lagi,” imbuh nara sumber.
Lebih jauh narasumber mengatakan, mengenai pembangunan sumur bor dikampung setempat diduga telah terjadi mar up anggaran dan pembangunan jalan onderlagh dikerjakan asal jadi sehingga baru seumur jagung saat ini kondisi fisik bangunan sudah cukup memperihatinkan.
“bisa dilihat langsung, bangunan sumur bor seperti itu yang dianggarkan dengan anggaran yang fantastis saya rasa itu tidak sesuai dibengkakkan anggarannya, lalu mengenai jalan onderlagh sepanjang 300 meter yang dianggarkan kurang lebih 101 juta saat ini tidak sedikit susunan batu yang telah tabur dan cukup memperihatinkan padahal bangunan itu belum sampai satu tahun usianya,” ungkap narasumber.
Dikonfirmasi Eko Wardoyo kepala kampung setempat mengatakan, mengenai pembangunan taman tersebut sesungguhnya realisasinya lebih besar dari pada RAB yang ada, semestinya hanya sebatas pembuatan joging trak selebihnya itu adalah inisiatif sendiri.
“Aslinya itu hanya sebatas pembuatan joging trak saja dan selebihnya itu adalah inisiatif kami sendiri. Malah saya berfikir taman ini saya korbankan segala-galanya, tenaga, fikiran saya curahkan karena harapannya jika taman itu jadi nggak rema buat apa, batu untuk pembuatan joging trak tidak setebal itu, itu saya buat tebal dengan menggunakan batu onderlagh supaya lebih kuat dan kokoh. Terus dibagian depan itu ada papan nama, semestinya itu tidak ada dan mengenai tanaman kemarin memang sengaja belum kita tanam sebab kita menunggu hujan turun,” kata Eko.
Terkait onderlagh Eko membantah tidak ada jalan yang terbengkalai, dirinya beralasan hal tersebut diakibatkan kendaraan motor maupun mobil yang sering melintas serta kondisi tempat yang kurang memadai.
“Namanya ladang transmigrasi semua kelompok ada disitu, kalau nggak di onderlagh buat apa hidup di Tri Tunggal Jaya. Karena ladangnya disitu jalannyapun disitu, lagi pula itukan belum selesai setelah jadi nanti jika rusak nanti akan di gotong royongkan,” ucap Eko.
Cahyo l pria sakti JKTV Lampung