Cerdiknya Narapidana Meraup Keuntungan Sejuta Dollar

Detikkasus.com |

Oleh : Isa Noviana Hamidah*

Penipuan merupakan salah satu tindak kriminal yang mencakup sebuah kebohongan dan dibuat untuk keuntungan pribadi yang merugikan orang lain. Seorang yang melakukan suatu tindakan dengan mengatakan yang tidak sebenarnya kepada orang lain itu merupakan suatu tindakan menipu. Tindakan menipu ini sendiri sering terjadi di lingkungan masyarakat baik secara langsung maupun secara tidak langsung seperti penipuan melalui online. Penipuan termasuk kedalam tindakan kriminalitas. Penipuan sangatlah berdampak dan merugikan orang lain.

Penipuan memiliki banyak dampak yang buruk bagi orang lain. Dampak yang pasti adalah merugikan orang yang ditipu. Dengan terjadinya penipuan, orang lain akan mengalami kerugian misalnya dapat kehilangan harta dan uang. Selain itu, penipuan juga berdampak pada psikologi dan kesehatan seseorang . Orang yang ditipu bisa saja mengalami trauma dan depresi akibat penipuan yang dilakukan. Contohnya, ada seorang yang dinyatakan menang lotre yang bernilai besar lalu ia diharuskan membayar biaya pengurusan hadiah dengan jumlah yang lumayan besar sebagai syarat untuk mendapatkan hadiahnya,tetapi pada akhirnya biaya yang dikeluarkan untuk pengurusan hadiah itu hilang jejaknya entah kemana dan si penipu pun langsung menghilang setelah mendapatkan uang si korban.

Baca Juga:  Tidak Mengenal Lelah Bhabinkamtibmas Banjar Mengunjungi Warganya.

Pada akhirnya si korban pun bisa saja mengalami depresi akibat penipuan tersebut. Jika si korban mengalami depresi maka kesehatannya pun akan ikut menurun dan mungkin bisa saja berujung pada kematian.

Konflik penipuan sangat marak terjadi dimana-mana, baik secara langsung maupun online.

Salah satu contohnya adalah konflik penipuan yang dilakukan oleh seorang narapidana di Nigeria. Ia melakukan penipuan online bahkan meskipun ia dipenjara. Diduga ia melakukan penipuan ini dengan menggunakan jaringan kaki tangan untuk melakukan penipuan internasional. Penipuan semacam ini tidak akan terjadi jika pihak penjagaan keamanan penjara melakukan tugasnya dengan benar. Memang benar jika penjagaan di penjara Nigeria ini sudah termasuk kedalam penjara dengan penjagaan ketat, tetapi kenapa salah satu narapidana masih bisa melakukan penipuan online hingga meraup keuntungan sejuta dollar ? Penjagaan penjara ini harusnya lebih diketatkan lagi agar narapidana yang berada di dalam sel tahanan tidak secara bebas melakukan hal-hal seperti penipuan.

Selain itu, lembaga yang menangani masalah transaksi pun harusnya lebih memperhatikan dan selektif lagi dalam melakukan pengecekan keaslian sebuah akun. Akibat kurangnya lembaga ini dalam hal pengecekan menyebabkan narapidana ini bisa melakukan transaksi dengan akun palsu, seperti yang dijelaskan oleh pihak kepolisian bahwa narapidana ini melakukan transaksi secara bebas dengan akun palsunya. Akun palsu seharusnya dapat terdeteksi oleh lembaga yang berwenang, tetapi mengapa narapidana ini bisa dengan bebas melakukan transaksi menggunakan akun palsunya ?

Baca Juga:  Tinggalkan Kegiatan Sesaat Bupati Anwar Sadat Langsung ke Lokasi Kebakaran

Bahkan narapidana ini pun sampai bisa membeli rumah dan mobil mewah dari hasil penipuan online tersebut.

Belum usai masalah penipuan online dan transaksi yang dilakukan narapidana, suatu permasalahan pun muncul kembali.

Narapidana ini sempat dilarikan ke rumah sakit karena penyakitnya yang tidak dijelaskan oleh pihak kepolisian Nigeria. Tetapi saat dirawat di rumah sakit, narapidana ini lagi-lagi bisa lolos dari penjagaan ketat kepolisian. Saat itu, ia justru berakhir di hotel dan bertemu dengan istri serta anak-anaknya.

Bahkan ia sempat menghadiri acara sosial saat dikabarkan ia dibawa ke rumah sakit karena penyakitnya. Kepolisian pun mengusut masalah ini mulai dari awal pemindahan narapidana dari penjara ke rumah sakit , siapa saja yang ikut andil dalam pemindahannya ke rumah sakit sampai siapa saja yang ikut berperan membantu narapidana ini hingga bisa bertemu keluarganya di hotel dan menghadiri acara sosial tersebut.

Baca Juga:  Selamat Hari Santri Nasional

Lemahnya penjagaan di penjara merupakan faktor utama penyebab terjadinya hal ini. Jika saja pihak kepolisian atau penjagaan di penjara melakukan penjagaan dengan ketat, maka narapidana tidak akan mungkin bisa melakukan penipuan online dengan menggunakan akun palsu.

Selain itu, kemungkinan lain yang menjadi faktor penyebab hal ini adalah adanya campur tangan dari orang dalam yang membantu narapidana tersebut melakukan penipuan. Seharusnya pihak kepolisian itu sendiri juga ikut diselidiki karena mereka berpotensi sebagai pihak pembantu narapidana tersebut.

Pihak kepolisian masih terus menyelidiki tentang kedua kasus ini.

Seharusnya, kepolisian cepat melakukan penanganan agar para narapidana yang lain tidak sampai melakukan hal – hal kriminal lainnya. Penjagaan penjara juga harusnya lebih diperketat lagi dan melakukan evaluasi rutin tentang kinerja kepolisian agar bisa lebih meningkatkan penjagaan lagi dan tidak sampai terjadi kasus seperti ini lagi. Selain itu, lembaga transaksi pun juga harus lebih memperhatikan akun – akun yang digunakan untuk transaksi.

Akun – akun yang masuk harus lebih diteliti lagi agar tidak sampai ada yang menggunakan akun palsu untuk bertransaksi.

 

*Prodi Pendidikan Bahasa Inggris

Universitas Muhammadiyah Malang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *