Detikkasus.com | Bojonegoro
Nonton Bareng (Nobar) film Sang Prawira digelar Polres Bojonegoro di salah satu bioskop di jalan Hayam Wuruk Kecamatan Bojonegoro Kota Kabupaten Bojonegoro, Rabu (04/12/2019) malam. Tampak ikut nobar bersama wartawan, netizen, pelajar, yakni Kapolres Bojonegoro, para pejabat utama (PJU) Polres Bojonegoro, anggota Polres Bojonegoro dan Ibu Ketua Bhayangkari Cabang Bojonegoro beserta pengurus Bhayangkari Cabang Bojonegoro.
Film Sang Prawira ini kerjasama studio produksi MRG Film dan Mabes Polri. Film ini menceritakan tentang kisah hubungan antara orang tua dan anaknya, perjuangan cita-cita, pengabdian untuk negara, persahabatan hingga soal asmara.
Peran utamanya pemuda bernama Horas (Ipda Dimas Adit S) yang lahir di sebuah kampung di tepian Danau Toba. Dia bercita-cita menjadi polisi. Keinginannya ini sempat ditentang ayahnya lantaran ayahnya ingin Horas menjadi pengusaha sukses agar bisa mengubah status sosial keluarga Horas dari ekonomi bawah menjadi strata menengah ke atas.
Namun, berkat kegigihan dan dukungan dari ibunya, Horas berangkat ke Medan untuk mengikuti seleksi Akademi Kepolisian tanpa sepengetahuan bapaknya. Akhirnya dengan ketekunan berlatih serta belajar saat akan mengikuti seleksi Horas bisa lulus dan dapat mewujudkan mimpinya menjadi seorang Perwira Polisi. Bahkan dirinya menjadi lulusan terbaik.
Di sela sela nobar, AKBP M Budi Hendrawan, menyampaikan dalam film Sang Prawira mengandung makna, khususnya generasi muda agar terus belajar, hindari pergaulan bebas atau negatif demi terwujudnya cita-cita. Tetap semangat dan positive thinking, dalam rekrutmen Polri baik Taruna Akpol, Bintara maupun Tamtama tidak memandang kasta kaya, miskin atau anak pejabat atau bukan anak pejabat semuanya sama. serta yang tidak kalah penting adalah doa dan restu dari orang tua.
“Bagi generasi muda yang ingin menjadi Polri, bersiapkan diri sejak dini baik kesehatan, akademik dan jasmani,” pesan Kapolres saat ditemui awak media di gedung bioskop.
Di akhir cerita film Sang Prawira, cukup penuh makna yang mana Horas harus kehilangan ibunya, pacarnya dan sahabatnya.
“Begitu pula apa yang dilakukan Horas dalam film ini. Tentu menjadi motivasi bagi generasi muda dan pelajaran bagi anggota Polri. Tugas polisi sangatlah berat dan semua harus dilaksanakan secara professional dan tidak memihak atau berat sebelah ketika menangani suatu masalah, adil dan tetap bepegang teguh pada aturan yang ada,” pungkas AKBP M Budi Hendrawan.(imam/*)