DetikKasus.Com | Zanzibar(Afrika)
Ir H Soekirman,Bupati Serdang Bedagai berjanji akan membawa hasil “Zanzibar Spirit” Dr. PWT Simarmata anggota DPD RI selaku pemberi rekomendasi ikutnya Sergai dalam forum Inter Religious Peace Confrence di Zanzibar, Tanzania.Hal tersebut disampaikan kepada Kadis Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Drs H Akmal, M.Si melalui WhatsApp langsung dari Zanzibar, Tanzania, Senin (23/9/2019) pagi.
Soekirman Satu-satunya utusan dari pemerintah yang merupakan Bupati Sergai, Provinsi Sumut.
Mayoritas lindungi Minoritas dan Soekirman menjelaskan Penduduk Zanzibar sekitar 1,5 juta jiwa dan 95 % beragama Islam. Masyarakat Kristen dan Hindu merupakan minoritas karena jumlahnya hanya beberapa persen saja. “ Mayoritas sangat melindungi kaum minoritas, dimana peran pemerintah memberi kebebasan kepada rakyat untuk memilih agama dan kepercayaan masing-masing,” ujarnya.
Zanzibar merupakan kota yang terletak di Tanzania, sebuah negara di Afrika Timur yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia di bagian timur. Di negara ini, meskipun pemeluk agama Hindu sangat minoritas, namun para mufti (ulama) dan pemerintah melarang warga Muslim memotong lembu di wilayah tempat tinggal warga Hindu.
Suatu bentuk toleransi kepada masyarakat Hindu, dengan tidak memotong daging lembu, kata Bupati.
Dikatakan Soekirman bahwa warga Muslim terhadap warga Nasrani saling ucapkan selamat pada hari besar, saling kunjung dan mengirim makanan sebagai hadiah. Pada perayaan Natal, warga Muslim diberi makanan oleh warga Nasrani, begitupun sebaliknya, katanya.
Bupati yang didampingi Ketua TP PKK Ny Hj Marliah Soekirman didaulat sebagai pembicara disebuah forum dengan tajuk ” How to strengthen potential of religious Actors in Promoting Peace” menyampaikan bahwa hubungan saling hormat menghormati merupakan kebiasaan dan sudah membudaya dikalangan pemeluk agama-agama di Zanzibar dan Tanzania secara umum.
“ Bentuk toleransi yang dipelihara sejak abad ke 18 masa pemerintahan Sultan Oman, telah menjadi budaya turun temurun di Zanzibar,” ujar Soekirman.
Kultur toleransi Interfaith inilah menjadi pertimbangan United Evangelical Mission (UEM) Germany, memilih Zanzibar sebagai best practice dan menempatkan Inter Religious Peace Confrence (Konferensi Perdamaian Agama) di Zanzibar.
Kegiatan yang dibuka oleh Vice President Amb.Seif A.Iddy di Zanzibar Beach Resort 19-23 September 2019.
Konfrensi ini di ikuti sekitar 70 orang dari 11 Negara Afrika, Asia, dan Eropa. Indonesia delegasi terdiri dari PGI Dr. Henriette Lebang, Gomar Gultom MA, Jakarta, Rev.Rosmalia Barus GBKP Sumut, Diah Krismawati German/Indonesia, Martin R Purba GKPS, Hj.Marliah TP.PKK, dan Pdt.Pimpinan Sijabat HKI.
Dikatakannya Leadership (kepemimpinan) sejak Presiden Nyrere, budaya saling hormat antar agama semakin subur. Selain kebebasan memeluk kepercayaan, hubungan antar agama di Zanzibar sudah masuk pada tahap menjawab masalah sosial, ekonomi dan budaya. Urusan agama tak lagi menjadi perdebatan. Mayoritas Islam disini pengikut Mahzab Syafii atau Ahlus-sunnah wal jama’ah (Ajaran Islam).
Salah satu contoh upaya bersama antar agama seperti usaha “Upendo” yakni tempat belajar wiraswasta, belajar konveksi dan pemasaran produksi di Stonetown Zanzibar, jelas Soekirman