Masih Malu Berhijab? Ini Solusinya!

Penulis : LAILY AINUR RAHMAH
Tempat, Tanggal lahir : Lamongan, 04 Juni 2000
Email : lailyarahmah13@gmail.com
No Telephon : 085846071658
Pendidikan : Mahasiswi Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang
Alamat : Jalan Margo Utomo No.6, Dau, Malang.

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarokatuh Readers.
Apa kabar para readers?. Semoga sehat selalu. Aamiin ya Rabbal Alamiin.

Detikkasu.com | Di era Revolusi Industri 4.0 ini banyak sekali para remaja muslimah yang merasa malu jika menampakkan jati dirinya sebagai seorang muslimah. Lalu mengapa hal seperti itu bisa terjadi? Terutama di dunia remaja saat ini. Bukan kah kita memang seorang muslimah? Dan sudah seharusnya kita menutup aurat kita. Lantas apa yang menjadi masalah hingga kita merasa malu untuk menampakkan identitas sebagai muslimah sejati?. Kali ini saya akan mengupas perihal Kenapa Masih Malu Menjadi Muslimah Sejati? Terutama pada kalangan remaja. Let’s check this out readers.
Islam adalah agama yang memiliki perhatian lebih kepada umatnya, terutama kaum wanita. Sadarkah kita? Mulai dari bangun tidur hingga akan tidur lagi, kita memiliki aturan yang tidak dimiliki agama lain. Sedemikian itu islam menjaga kita, menyayangi kita, hingga masuk kamar mandi pun kita harus berdo’a. Semua itu semata mata untuk kebaikan kita di dunia dan di akhirat ukhti. Agar kita senantiasa mengingat Allah, dan terhindar dari segala mara bahaya yang ada. Allah selalu menjaga kita, selalu bersama kita, dimanapun kita berada. Lalu kenapa kita sebagai wanita yang meyakini agama islam adalah agama yang haq, masih enggan menutup aurat ?. Ketika seorang wanita di tanya “Apa agama mu?” lalu dia menjawab “saya seorang muslimah” , akan tetapi dia tidak memakai jilbab sebagai penutup aurat dan sebagai identitas seorang muslim. Pasti dia akan ditanya “Mengapa kau tak menutup auratmu?”. Tidak kah kalian merasa malu ketika pertanyaan semacam itu dilontarkan?. Mungkin di desa atau di kota saya, yaitu Lamongan hampir seluruh remaja nya Alhamdulillah sudah berhijab. Akan tetapi berbeda lagi dengan kondisi remaja yang ada di kota perantauan saya saat ini. Yakni kota Malang. Dengan segala ke glamour an yang ada masih banyak disini yang belum bisa menutup auratnya. Padahal kewajiban menutup aurat sudah melekat dalam jiwa seorang wanita yg meyakini agama islam, meyakini bahwa semua itu adalah perintah Allah. Jadi menutup aurat bukan hanya sekedar identitas belaka, melainkan sebuah kewajiban yang memang harus dilakukan setiap wanita yang beragama islam. Pernah kah readers mendengar kalimat seperti ini “Saya ingin memperbaiki hati saya, perilaku saya terlebih dahulu, sebelum saya memakai jilbab. Karna percuma jika kita memakai jilbab tetapi akhlak kita masih buruk.” Tentu kalimat – kalimat seperti itu sudah familiar di telinga kita bukan?. Anggapan seperti itu sungguh salah besar. Mengapa demikian? Karena berjilbab merupakan suatu kewajiban bagi seorang muslimah. Bukan hanya sekedar menunggu hidayah dan menunggu perilaku kita menjadi baik. Di dunia ini manusia tidak pernah luput dari kesalahan, baik itu seorang ulama sekalipun. Ketika seorang muslimah memutuskan untuk berjilbab maka saat itu juga dia sudah selangkah lebih baik daripada yang masih mengumbar auratnya. Pernahkah para readers berfikir jika kita menunggu mendapat hidayah bagaimana jika kita tidak berumur panjang? (Naudzubillah). Berapa banyak dosa yang akan kita tanggung kelak?. Sama halnya dengan amal, dosa juga ada yang bersistem dosa jariyah loh. Apa itu dosa jariyah?. Sebagai contoh konkrit ketika kita tidak pernah menutup aurat semasa hidup di dunia, tentu kita pernah berfoto, berselfie, dan ketika foto itu masih beredar di media sosial. Bayangkan berapa banyak orang yang melihat foto kita? Berapa banyak dosa jariyah yang kita dapatkan?. Bahkan bisa saja amalan jariyah kita tertutup dengan dosa jariyah kita, naudzubillah ya para readers.
Lalu bagaimana tentang menutup aurat menunggu memiliki akhlak yang baik dulu?. Pasti hal tersebut sudah biasa terdengar di telinga kita. Percuma berjilbab, memakai pakaian syar‟i akan tetapi masih suka gibah, menyakiti hati orang, dan perilaku – perilaku buruk lainnya. Come on readers terutama para kaum remaja, para saudari saudari muslimahku, rubah cara pandang kita tentang hal itu. Pola pikir kita yang menganggap “saya belum pantas berhijrah, saya belum pantas memakai jilbab” coba lah tanyakan kepada hati readers, kapan readers akan siap? Selamanya pun readers tidak akan siap, jika memiliki pola pikir seperti itu. Jika kita mau membuka pola pikir kita, tentu kita akan akan mengerti. Jika sebenarnya kita mulai berjilbab saat ini tanpa menunggu hidayah ataupun perilaku yang baik. Tentu readers akan merasa takut ketika sudah herhijab, sudah menutup aurat tetapi masih berperilaku buruk. Secara otomatis readers akan malu dengan tudung yang anda gunakan jika akan berbuat hal – hal buruk. Lalu bagaimana banyak orang yang berjilbab tapi masih suka gibah?. Semua itu tergantung keimanan dan ketaqwaan seorang hamba kepada Allah. Setidaknya berbanggalah, berbesar hati lah, jika para readers yang sudah berhijab ini sudah selangkah lebih maju daripada yang belum menutup aurat. Betapa luar biasanya para readers yang sudah meunutup aurat, bahkan yang sudah mantap bersyar’i masyaAllah. Faktor lain yang mempengaruhi seorang muslimah kenapa malu menunjukkan identitas muslimahnya ialah zaman yang sudah semakin modern. Di era zaman revolusi industri 4.0 ini dengan segala kecanggihan teknologi yang ada dengan adat yang mulai tergerus ranah kebarat – baratan tentu kita terbawa arus yang ada. Benar bukan? Tentu benar. Saya yakin para readers yang sedang membaca tulisan saya ini salah satu pasti pernah ada yang malu memakai gamis muslimah karna pernah dikatakan mirip ibu ibu. Saya sering tertawa jika mendengar kalimat itu terlontar dari seseorang. Betapa lucunya mereka menganggap yang memakai gamis itu seperti ibu – ibu. Lalu bagaimana yang memakai shortpant saja. Apakah mereka terlihat keren?. Tidak juga. Bagi para readers yang merasa canggung untuk memakai gamis gamis muslimah karna takut dikatakan seperti “ibu – ibu”, tenang saja kita sedang berada di zaman modern bukan? Terutama di era rovolusi industri ini tidak ada gamis yang bermodel kuno readers. Gamis – gamis pun telah berevolusi dengan model model yang trendy, dan tidak kalah trendy dengan pakaian pakaian orang barat. Terlebih lagi kenapa kita tidak mencoba mengambil sisi positif teknologi yang ada?. Kita bisa memadupadankan gamis – gamis yang ada dengan pernak pernik lain yang bisa menjadikan kita stylish dan terlihat trendy tanpa melanggar syariat islam.
Jangan pernah berkecil hati para readers jika seseorang sedang meng olok olok dirimu. Karna belum tentu dia lebih baik dari dirimu. Berbesar hatilah, dengarkan saja apa yang dia ucapkan, jangan pernah malu menjadi seorang muslimah. Berbanggalah, tunjuk kan siapa dirimu, siapa identitasmu. Kami ini muslimah tapi kami tidak seperti yang orang luar pikirkan. Kami tidak ke tinggalan zaman. Kami juga bisa bermain dengan teknologi tanpa di batasi dengan identitas kami. Kami berasal dari agama islam yang cinta akan kedamaian. Para teroris, yang memakai identitas dengan memakai jilbab dan niqab yang merusak citra islam, yang membuat para saudari kita yang berniqab sering di salah artikan sebagai teroris di masyarakat luas. Jangan pernah berkecil hati, terutama para readers yang telah mantab memakai niqab, kalian sungguh luar biasa, jangan pernah merasa kalian bersalah atas hal tersebut. Niqabmu ialah kebanggaanmu, kalian bukan teroris, kalian bukan kelompok radikal. Segerombolan teroris yang rata rata memakai niqab mereka hanyalah pemecah belah umat. Mereka tidak mengerti islam. Islam agama yang damai, bukan agama yang radikal. Mereka hanya ingin menumbuhkan pandangan bahwa islam itu agama yang keras dan jahat sehingga di anggap pula islam adalah agama yang radikal. Bahkan banyak saudari kita yang memakai niqab menjadi terasingkan, tersisihkan, hanya karna ulah oknum – oknum yang tidak bertanggung jawab. Bayangkan, bagaimana perasaan kita jika berada di posisi mereka. Mereka tidak bersalah tapi ikut di persalahkan. Bahkan identitas mereka sebagai seorang muslimah juga ikut menjadi taruhannya. Bagaimana mereka masih bisa bertahan dan bangga dengan identitasnya sebagai muslimah?. Sedangkan kita yang hidup di kedamaian masih malu dengan identitas kita?. Apa yang membuat kita malu? Padahal di luar negeri hijab bisa menjadi taruhan nyawa bagi mereka, tetapi mereka tidak ragu, bahkan mereka semakin yakin dan semakin teguh bahwa hijab memang identitas dari diri mereka. MasyaAllah luar biasa sekali para saudari kita yang begitu teguh pendiriannya. Bisakah kita sedikit saja mencontoh mereka?. Tentu bisa, jika kita meniatkan hati kita dengan tulus. Mari kita belajar bersama – sama bagaimana menjadi seorang muslimah sejati di era seperti ini. Di era revolusi industri ini alangkah bangga nya jika kita menjadi seorang muslimah yang teguh pendirian dan mampu menjaga agama kita. Betapa tenang nya hati, dan jiwa kita. Betapa bahagianya kita jika kita mampu menjadi muslimah sejati. MasyaAllah, “nikmat Tuhanmu yang mana yang kau dustakan?”. Allah memberi kita kesehatan, kehidupan, kebahagiaan. Tapi kita masih malu menjadi seorang muslimah? Jangan pernah malu. Islam adalah agama rahmatallil‟alamin yang akan menuntun kita kepada kebaikan dunia dan akhirat. Sebenarnya untuk apa semua aturan yang ada dalam islam? Ketika readers merenungi kalimat tersebut maka akan sadar betapa berharganya seorang wanita dalam agama islam. Mari kita gali lebih dalam lagi dan mencari faktor – faktor laik yang real adanya, dan sedang terjadi di lingkungan kita saat ini. And the next, ada juga yang merasa takut tidak mendapatkan jodoh yang tampan yang stylish dan yang “kece‟ jika menurut bahasa remaja revolusi industri 4.0 ini ya. Kita takut hal tersebut akan terjadi karena identitas kita?. Karena kita berhijab, kita dianggap tidak trendy?. Karna kita berniqab dianggap menakutkan?. Tenang saja, jika kita sedang memperbaiki akhlak kita maka Allah akan mempersiapkan jodoh terbaik pula untuk kita. Dan kita jangan mudah baper. Ketika ada seorang laki – laki yang mendekati kita karna kita membuka aurat, kita terlihat menarik. Apakah para readers bangga?. Naudzubillah. Karna itu Islam sangat melindungi wanita dengan cara memerintahkan agar menutup aurat. Tentu, karna hal – hal buruk semacam itu dapat merusak kehidupan kita. Salah satu dosen saya pernah berkata “Jangan sampai pikiran anda kosong, karna ketika pikiran anda kosong maka anda akan mudah baper.” Eitsss baper yang dimaksud disini bukan hanya tentang cinta yaa. Tetapi baper yang dimaksud di dalam kalimat tersebut ialah baper secara emosional, mudah emosi, bertindak gegabah. Jadi jangan sampai pikiran kita kosong ya readers. Isilah pikiran kita dengan rajin – rajin membaca dan mendengarkan hal yang bermanfaat. Ketika seseorang rajin mendengarkan dan membaca maka apa yang Ia ucapkan akan memiliki means yang lebih mendalam dan bukan sekedar kata – kata kosong. Bukan hanya sekedar tong kosong yang nyaring bunyinya. Berbicara pun membutuhkan etika yang baik dan benar. Apa yang kita bicarakan pun tentu harus yang bermanfaat.
MasyaAllah, sedemikian itu islam mengatur kita. Begitu sayang Allah pada hambanya hingga tidak ingin hambanya menjadi seseorang yang tidak berguna di muka bumi ini. Setelah membaca tulisan jari jemari saya, apakah para readers masih ragu untuk menutup aurat? Apakah masih malu menunjukkkan identitas muslimahnya?. Jangan pernah malu readers, mari berbangga menjadi seorang muslimah dan berusaha menjadi hamba yang taat. Jangan pernah malu dengan cemohan orang di luar. Ingat ketika mereka mencela orang, sebenarnya mereka sedang membicarakan dirinya sendiri. Jangan pernah merasa terasingkan. Di belahan dunia ini banyak sekali muslimah yang bangga dengan identitasnya. Apa kita masih merasa malu dengan semua itu?. Mari kita saling menguatkan diri untuk slalu berbangga hati menjadi seorang muslimah sejati. Mari segera kita menutup aurat kita. Tidak ada kata terlambat dan tidak ada kata nanti, bagi hamba yang meyakini islam sepenuh hati.
MasyaAllah, yaAllah ya Rahman, ampunilah dosa kami selama ini. Berikan kami kekuatan menjadi seoramg muslimah sejati. Kuatkan lah hati kami ya Allah. Mudahkanlah jalan kami. Dekatkan kami padaMu. Berikanlah kami kesadaran hati. Berikan kami ke istiqamah an untuk menjalani perintahmu. Jagalah nafsu kami ya Allah, agar kami mampu menjauhi laranganmu. Allah telah memerintah kan kepada kita kaum wanita, untuk menutup aurat kita. Perintah tersebut untuk melindungi diri kita sendiri. Untuk menunjukkan bahwa kita bangga dengan identitas kita sebagai muslimah. Tidak peduli zaman yang berganti – ganti. Zaman yang semakin modern. Ketika kita meyakini Allah, meyakini Islam, maka kita harus mentaati perintahnya. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al – Ahzab : 59. Yang artinya: “Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak- anak perempuanmu dan istri-istri orang mu‟min: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Baca Juga:  LBH Demak Raya dan Bidang penyuluhan Kanwilkumham Jawa Tengah Gelar Penyuluhan Hukum Di Kampung-kampung

“We Always Support You.”

Baca Juga:  Satgas Operasi Mantap Brata Seririt Amankan Giat Simakrama

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *