Prosesi Warok Kruron, Ngelangkir Dan Ngelungah Di Sanut

detikkasus.com | Denpasar SelasaS(07/5/2019) Ida Empu Daksa Yoga Eka Wisesa, mengingatkan pentingnya menjalankan upacara ritual Warok Kruron (prosesi ritual pengembalian atma bayi yg tidak sempat lahir karna keguguran maupun digugurkan), Ngelangkir maupun Ngelungah ritualnya pada dasarnya sama yakni mengembalikan unsur mahabutha dan mensucikan sang atma agar kembali berinkarnasi selalu mengacu pada konsep panca yadnya dengan sumber sastra yang ada. Pitra Yadnya yang mengalami keguguran maupun digugurkan oleh Ibu Kandungnya.

Pitra identik dgn kematian, jadi kematian tdk selalu terjadi setelah adanya kehidupan. Dari jaman dahulu, jelas Ida Empu, prosesi upacara kematian dikenal dengan upakara ngaben dgn upakara pokok nasi angkeb, bubuh pirata dan tirtha pengentas. Perkembangan jaman menurutnya, dapat kita saksikan pd saat nunasin di orang pintar(Pedasaran-Red) sering muncul petunjuk disebabkan karena menggugurkan kandungan atau keguguran. Kalau hal ini tidak dituntaskan dalam upacara dan upakara berdasarkan petunjuk lontar yang ada orangtua bayi maupun calon bayi diliputi Buta Cuil sehingga orangtua nya sering mendapatkan masalah baik dari kesehatan, rejekinya, kerukunan rumah tangga/ keluarga jg kurang harmonis, jelasnya kepada Wartawan Detikkasus.com, Selasa di Pantai Mertasari, Sanur.

Baca Juga:  Pesta Kesenian Bali Ke XXXXI di Buka Presiden Republik Indonsia

Setelah ditelusuri dari berbagai sumber lontar, nenurut Ida Empu yang juga pengelola Paguyuban Bajra Sandhi Swastika, Griya Agung Alas Harum, Sesetan, Denpasar Selatan tu semua terjadi karena belum mendapat tirtha pengentas dan rirtha pengentas itu banyak macam,tegasnya.

Baca Juga:  Detik Kasus Bali | Hujan Deras Mengguyur Kota Denpasar, Air Nekat Masuk Cafe.

Dalam pada itu ditempat sama pengenter karya Pitra Yadnya, Warok Keruren, Ngelangkir dan Ngelungah, Jmk Dharna Wisesa menjelaskan, calon bayi yang sudah gugur dalam kandungan atau digugurkan oleh ibunya atau bayi meninggal saat belum punya gigi disebut Warak Keruron/Pengepah Ayu (Keguguran-Red) sesuai lontar lebur gangsa dan sunari gama.

Upacara ini mungkin sangat jarang dan langka kita lihat implementasinya dimasyarakat karena berbagai alasan, urainya sembari menambahkan, tetapi umat hindu percaya dengan keberadaan Sang Hyang Atma hingga sangatlah penting untuk melaksanakan Upacara terhadap sicabang bayi yang mengalami keguguran

Baca Juga:  Piodalan Pura Pasar Agung Sehari

” Meskipun belum berwujud agar tdk mengganggu kehidupan dan menyebabkan kekacauan sebagaimana sudah dijelaskan dalan
lontar Yama Purana Tatwa “, paparnya.
Upacara ini mungkin sangat jarang dan langka kita lihat implementasinya dimasyarakat karena berbagai alasan, urainya sembari menambahkan, tetapi umat hindu percaya dengan keberadaan Sang Hyang Atma hingga sangatlah penting untuk melaksanakan upacara terhadap sicabang bayi yang mengalami keguguran.Kegiatan diikuti 50 sawa baik dari sawa Warok Keruron maupun Ngelungah dari berbagai tempat di Bali. Laporan : Kinan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *