Detikkasus.com | KONUT – Polemik soal Titik Koordinat Jetty di dua perusahaan pertambangan antara PT. Daka Group dengan PT. Paramita Persada Tama (PPT) yang beralamatakan di Desa Boenaga dan Boedingi Kecamatan Lasolo Kepulauan Kabupaten Konawe Utara (Konut) Sulawesi Tenggara (Sultra). Pihak PT. PPT minta pihak terkait atau berwenang cek Fakta Lapangan.
Melalui Publik Relation PT. PPT Andi Muh, Safriasnyah mengatakan kami meminta kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Sultra melalui ESDM memanggil pihak-pihak terkait untuk membahas masalah yang tengah terjadi saat ini, setelah itu turun lapangan menyaksikan dan melihat secara langsung kronologisnya, apa sebenarnya yang terjadi. Kemudian pihak esdm juga sama-sama membuat keputusan supaya adil, apa yang harus kami lakukan dan apa yang harus mereka lakukan dalam hal ini pihak PT. Daka Group,” Ungkap Andi kepada awak media. Sabtu (13/4)
“Mestinya pihak esdm sebagai orang tua dari para pengusaha tambang di Sultra ini harus jadi penengah pada saat anak-anak di bawahnya ada konflik atau permasalahan, akan tetapi saya melihat pihak esdm dalam hal ini adalah Kabid Minerba (Yusmin), ada pilih kasih antara PT. Daka Group dengan PT. PPT seolah-olah kami disalahkan. Jujur, Kabid Minerba esdm sultra saat ini sangat-sangat memojokan kami seakan-akan sudah kamilah yang paling salah dan ingin menutup PT. PPT,” Ujar Andi Paramita sapaan akrabnya. Sembari bertanya ada apa dengan esdm Sultra.?
Lanju Andi mengatakan, maka dari itu lagi-lagi saya sampaikan untuk menutup perusahaan tambang tidak segampang apa yang telah kita pikirkan, tentunya ada proses dan aturan mainya, contoh salah satunya harus investigasi lapangan, buat berita acara harus jelas, setelah itu pihak perusahaan kesalahanya melanggar undang undang apa.? Pasal berapa.? harus di jelaskan dulu, tidak boleh semaunya dan seenaknya mengatakan berhenti,” Harapnya
“Kami tidak melarang keinginan pihak esdm untuk memberhentikan atau menutup PT. PPT, silahkan akan tetapi tolong pikirkan matang-matang memang, karyawan kami yang ratusan orang ini adalah mayoritas warga Boenaga dan Boedingi. Namun jika hal itu benar terjadi jangan salahkan saya atau seluruh karyawan bersama anggota keluarganya akan datang di kantor esdm untuk mencarikan keadilan, kepastian dangan alasan yang jelas. Pelanggaran apa sehingga PT. PPT akam segera di berhentikan,” Tegas Mantan Aktifis 98 ini.
Ditempat yang sama salah satu karyawan PT. PPT yang tak lain adalah salah satu warga Boenaga, Jufri mengungkapkan sangat tidak setuju kalau PT. PPT ini akan di tutup, sebap dengan hadirnya perusaan ini, saya bekerja dengan baik, tenang dan nyaman. Dimana sebelumnya saya sebagai nelayan penghasilnya juga kadang-kadang tidak cukup untuk menghidupi keluarga.
“alhamdulih penghasilan saya setelah bekerja di PT. PPT ini naik tiga kali lipat ketimbang penghasilan saya di laut sebagai nelayan,” Ujar Jufri
Lanjut warga lingkar tambang ini mengatakan dirinya siap pertahankan tempatnya ia bekerja sampai ada kepastian hukum yang jelas dari esdm, apalagi di tutup atau di berhentikan dengan alasan yang tidak jelas. Saya bersama karyawan lainya akan siap turun langsung ke esdm apabila perusahaan tersebut akan di tutup.
Sebagai warga Boenaga atau lingkar tambang tidak setuju kalau PT. PPT akan di berhentikan tanpa alasan yang pasti.” Tutup Jufri
Laporan: Edi