Penjelasan Koordinator Arisan Online soal Macetnya Duit Anggota.

Uang anggota dipakai oleh dirinya.

Probolinggo, Detikkasus.com Mengabarkan –
Macetnya arisan online yang dikoordinatori Purwati, 36 di Kota Probolinggo ternyata dipicu sejumlah hal. Selain duitnya kepakai untuk kebutuhan pribadi sang koordinator, ternyata di tengah jalan juga didapati banyak peserta arisan yang mogok. Hal itu terungkap saat Polres Probolinggo Kota merilis kasus itu dihadapan awak media, Kamis (7/9). Saat itu, perempuan yang ditangkap di Tulungagung itu sudah mengenakan baju tahanan warna oranye lengkap dengan balaclava.Kapolres Probolinggo Kota, AKBP Alfian Nurrizal mengatakan, akibat ulah tersangka, kerugian yang diderita anggota arisan totalnya sekitar Rp 50 hingga 60 juta. “Itu, baru yang melapor pada kami,” terang perwira polisi dengan dua melati di pundaknya tersebut.Modus yang dilakukan Purwati itu dengan mengoordinir arisan melalui media sosial, yakni facebook (FB). Ada sekitar 15 kelompok arisan yang dibentuk pelaku.Rinciannya, 12 kelompok yang iuran arisannya dibayar bulanan. Sedang 3 kelompok lainnya, merupakan arisan yang dibayar mingguan. “Untuk pengundiannya, dilakukan tiap bulan bagi yang bulanan dan tiap minggu bagi yang kelompok mingguan,” tuturnya. Iuran masing-masing kelompok berbeda. Untuk yang bulanan mulai dari Rp 200 ribu hingga Rp 2 juta. Sedang untuk yang mingguan, mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 50 ribu.Menurut Alfian, arisan tersebut mulai dijalankan oleh tersangka sejak Desember tahun lalu. Memasuki Agustus 2017, ada beberapa anggota yang tak mendapatkan arisan sampai jatuh tempo.“Pada Agustus, uang yang seharusnya menjadi hak anggota yang mendapatkan arisan, malah tidak diberikan. Ternyata, uang itu dipakai tersangka tanpa sepengetahuan pemiliknya,” imbuhnya.Purwati tidak membantah, jika uang anggota dipakai oleh dirinya. Namun, ia berdalih tak semua duit yang hilang dari kas arisan, digunakan untuk kebutuhan pribadinya. Pengeluaran lain menurut Purwati, dipergunakan untuk menutup biaya arisan anggota yang macet.Menurutnya, ada anggota yang kabur usai mendapat arisan. Tentunya, beban membayar iuran bulanan anggota yang kabur tersebut, menjadi tanggung jawab Purwati. “Ada yang belum bayar, juga ada yang stop di tengah jalan,” kata Purwati.Karena itu, ia mengambil uang pembayaran anggota lain untuk nomboki kekurangannya. “Saya tidak punya penghasilan lain, jadi melalui itu nomboki-nya,” katanya.“Kalau yang saya pakek sendiri tidak banyak. Uangnya habis lantaran saya pakek muter untuk nomboki orang-orang yang mutung,” terangnya tanpa menjelaskan nominal duit yang dipakai sendiri maupun digunakan untuk nomboki. Saat itu, Purwati mengaku harus putar otak untuk memenuhi beban tersebut. (team).

Baca Juga:  Prestasi Gemilang Tim Bulu Tangkis IAIN Pontianak di Turnamen HAB ke 78 Tahun di Ketapang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *