Oleh : Supriyanto Als Priya Ketua Umum NGO PMBDS.
Seperti yang telah kita bahas setiap orang beragama memiliki hari-hari besar dan perayaan-perayaannya. Akan tetapi, setiap dari mereka memiliki perbedaan cara dalam mendukungnya.
Sebagian besar di antara umat beragama, ada yang memperingati jumlah hari dengan hiruk-pikuk dan pesta seperti kontes di malam hari, berjuang terompet, membunyikan lonceng atau menghujani langit dengan petasan dan juga kembang api. Mereka sangat gembira di tengah malam tahun baru.
Menyambut tahun baru bukanlah dengan memperingatinya dan memeriahkannya. Namun yang harus kita ingat dan refleksikan adalah dengan bertambahnya waktu, maka kian dekat pula kematian kita.
Melangsir dari Al Quran: Sesungguhnya hidup di dunia hanyalah sesaat dan semakin bertambahnya waktu kematian pun semakin dekat. Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda,
مَا لِى وَمَا لِلدُّنْيَا مَا أَنَا فِى الدُّنْيَا إِلاَّ كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا
“Aku tidaklah mencintai dunia dan tidak pula mengharap-harap darinya. Adapun aku tinggal di dunia tidak lain seperti pengendara yang berteduh di bawah pohon dan beristirahat, lalu meninggalkannya.” [HR. Tirmidzi No. 2551].
Sahabat: Di usia kita yang bertabah, berarti berkurang juga umur kita, silahkan sahabat merayakan tahun baru, namun jangan terlalu berlebihan. Allah Ta’ala berfirman:
“Katakanlah:” Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya, dapatkah Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang “. (QS. Az Zumar: 53)
Sikap melampaui batas termasuk dalam masalah harta dan selainnya, Allah Ta’ala mengingatkan hamba hambaNya dari perbuatan tersebut:
يَا بَنِي آدَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وََََُُُُُْْْْْ ََُْ َُُُُُُُُُّّّّّّّّ
“ Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah disetiap masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan . Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan ”. (QS. Al A`raaf: 31)
Berkata sebahagian `ulama salaf:“ Allah Ta`ala mengumpulkan obat dalam setengah ayat:
وكُلُواْ وَاشْرَبُواْ وَلاَ تُسْرِفُواْ إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
“ Makan dan minumlah kalian, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan ”. (QS. Al A`raaf: 31)
Dan Allah Jalla wa `Alaa berfirman:
وهو الذي أنشأ جنات معروشات وغير معروشات والنخل والزرع مختلفا أكله والزيتون والرمان متشابها وغير متشابه كلوا من ثمره إذا أثمر وآتوا حقه يوم حصاده ولا تسرفوا إنه لا يحب المسرفين
“ Dan Dialah yang membuat kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon kurma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang Terkait (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (kalau itu bermacam-macam itu) kalau dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasil (dengan disedekahkan ke fakir miskin), dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan ”. (QS. Al An`aam: 141)
Sahabat | Sdahkah kita bercermin, Introspeksi diri sebelum kita dihisab-Nya?
Tidak terasa, kini sudah tahun baru lagi, tahun baru 2019, sudah saatnya kita menunduk memandang diri sendiri, bercermin firman Tuhan, sudahkah kita Introspeksi diri sebelum kita dihisab-Nya?
Introspeksi diri, siapakah diri kita ini sebenarnya? Seperti puisi yang di sampaikan KH. Mustofa Bisri:
Muslimkah, mukminin, muttaqin,
kholifah Allah, umat Muhammadkah kita?
Khoirul ummatinkah kita?
Atau kita sama saja dengan makhluk lain atau bahkan lebih rendah lagi
Hanya budak perut dan kelamin
Iman kita kepada Allah dan yang ghaib rasanya lebih tipis dari uang kertas ribuan
Lebih pipih dari kain rok perempuan
Betapapun tersiksa, kita khusyuk didepan masa
Dan tiba tiba buas dan binal disaat sendiri bersama-Nya.
Sahabat: Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Rabb mereka, Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Rabb mereka.
Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Rabb mereka (sesuatu apapun), Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Rabb mereka, mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya. [Al Mukminun 57-61]
Orang yang senantiasa menghadirkan Allah Azza wa Jalla dalam dirinya, mengintrospeksi diri dan menekan nafsu agar melaksanakan amalan-amalan yang bisa mendekatkan diri kepada Allah Azza wa Jalla dan meghindari dosa, maka hatinya akan baik serta baik pula hasil akhirnya. Allah Azza wa Jalla berfirman :
وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَىٰ﴿٤٠﴾فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَىٰ
Adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Rabbnya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya) [An Nazi’at/79 : 40-41]
Dia juga akan senantiasa bersabar dalam beribadah kepada Allah, sebagai wujud ketaatan kepada firman Allah Azza wa Jalla :
رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا فَاعْبُدْهُ وَاصْطَبِرْ لِعِبَادَتِهِ
Rabb (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah (bersabarlah) dalam beribadat kepada-Nya. [Maryam/19 : 65]
Dan firman Allah Azza wa Jalla :
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rizki kepadamu, Kamilah yang memberi rizki kepadamu. Dan akibat(yang baik) itu adalah bagi orang yang bertaqwa [Thaha/20 : 132]
Dan juga dalam rangka meniru para salafusshalih yang senantiasa menjaga ibadahnya kepada Allah Azza wa Jalla .
Dirangkum : Supriyanto Als Priya Ketua Umum NGO PMBDS.
Penyusun | Beritapolisi.id | (***).
Sumber : Kitab suci Al Quran.