Detikkasus.com | Merayakan malam pergantian tahun tidak perlu hura-hura, mengingat Saudara-Saudara Kita yang terkena musibah.
Bagi masyarakat Jeneponto kususnya desa Turatea Timur untuk mengisi momen tahun baru dengan ibadah.ungkapnya mantan kepala Desa Turatea Timur
“Perayaan tahun baru tidak perlu hura hura Dan tidak perlu berlebihan Apalagi saat ini ada saudara-saudara kita yang tertimpa musibah tsunami baru-baru ini. ungkapnya.
Politisi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ini mengajak masyarakat Jeneponto merayakan malam pergantian tahun dengan ibadah di rumah atau di mesjid
“Mari kita rayakan tahun baru ini dengan intropeksi diri dan beribadah,” imbuhnya Jumat (28/12/18).
Menurut suryawan perayaan tahun baru bisa diisi dengan membaca yasin di rumah bagi yang mampu bisa memgumpulkan sanak keluarga dan komunitas untuk zikir dan sebagainya.
“Ki paressa Kalengta,(intropeksi diri) apa apa kekurangan ta, kelebihan ta supaya tidak menjadikan kita sombong dan takabul, ” kata dia.
Apalagi akhir akhir ini dibeberapa kota sedang diuji dengan datangnya musibah. Ia meminta warga juga turut mendoakan dan membantu meringankan saudara saudara kita yang sedang mendapatkan musibah. Gempa Lombok tsunami Palu Donggala tsunami selat Sunda dan jatuhnya Pesawat Lion Air
“Jangan lupa doakan saudara kita yang sedang terkena musibah, mudah mudahan bisa meringankan beban mereka,” imbuhnya.
Momen akhir tahun ini juga ia mengajak kepada masyarakat, untuk saling menghargai, sebab tahun depan akan menghadapi pesta demokrasi pemilihan presiden dan legislatif.
Ia meminta kepada warga Tamalatea Bonto Ramba walau berbeda pilihan tapi jangan saling menghujat, kita semua saudara satu nusa satu bangsa.
“Gunakan hak warga dengan baik, pilihlah sesuai dengan hati nurani walau berbeda pilihan kita semua saudara,” tandasnya.