Detikkasus.com | Gunungsitoli, Sumatera Utara – Sekepulauan Nias -, Sejumlah warga masyarakat yang bekerja di Rumah Ampung di Objek Wisata Tureleto membenarkan bahwa saat kedatangan orang yang tidak mereka kenal pada hari rabu 12 desember 2018, namun mengakui dirinya BPK RI menghina Suku Nias dengan kata- kata Kotor. Hal ini mereka sampaikan kepada Tim Teropongnias saat di temui di lokasi kejadian di Objek Wisata Tureleto, Desa Bale Fadorotuho, Jumaat 14/12/2018, sekitar pukul 13.00 wib kemarin
Nya Desta Aceh selaku kontaktor mengatakan saat kedatangan orang yang sama sekali tidak kami kenal namun mengaku BPK RI, saya dan puluhan pekerja sedang melaksanakan kegiatan PHO, tiba-tiba di datangi tamu yang tak di undang sebanyak 2 orang. Mereka datang melakukan pemotretan pemotretan setelah melewati kami beberapa orang pekerja tanpa basa basi sedikitpun. Merekapun tidak lewat dari Pintu Masuk melainkan dari Tepi pantai sebelah kiri ini sambil menunjuk, kaki celana mereka pun basah, tutur desta sambil mempraktekan.
Desta mengatakan setelah usai berfoto mereka bertanya dengan kami mengatakan sedang apa kalian disini..? Saat itu langsung pak Ododogo Lase menjawab, disini sedang melakukan pengukuran pekerjaan untuk di PHO kan. Kok tidak dikastau kepada kami sambil menunjuk pak ododgo, ini Anggaran dari mana APBN atau APBD tanyanya..? Pak Ododogo menjawab, emangnya bapak siapa..? Oh… kami BPK sambil tunjuk dada, ini pronyek anggarannya dari mana Tanya lagi…? Ini Proyek Dinas Pariwisata Pak kalau anggaranya dari APBD pak, kalau boleh tau apakah bapak memiliki tanda pengenal atau apa kira-kira yang bisa menguatkan bapak sebagai BPK tersebu, tanya ododogo lase kembali…? Langsung dia jawab ngak ada urusanmu disitu…!, jelas Delta kepada Media yang di saksikan oleh pekerja dilokasi.
Disabelah yang mengaku BPK itu yang berpakaian kotak- kota menelfon temannya dengan nada suara agak marah, bawa kesini mobil, linggis dan martil, kata desta meniruhkan pernyataan kawan oknum yang mengaku BPK itu.
Masih Desta mengatakan setelah itu dia (Oknum yang Ngaku BPK yang memakai baju warna Putih dengan Kaca mata) bertanya kepada saya, kau siapa ? langsung saya jawab saya pelaksana proyek ini kenapa pak sambil ku bertanya ? Ia, siapa PPK nya ?. Saya sambut itu disana pak sedang melakukan pengukuran bersama Kepala Dinas Pariwisata dan beberapa anggota. langsung beliau mengatakan panggil PPK-nya kesini seperti perintah komandan prajurit saat perang, tutur Desta kepada media di lokasi. Setelah itu saya suruh anggota panggil dulu PPK-nya biar datang ke sini karena bapak ini perintahkan untuk menghadap sebentar. Setelah beberapa saat berbincang-bincang dengan PPK nya dan PPK nya disuruh pergi, Lalu sambil menunjuk kepada saya eh kau, mana Rabnya serta kontrak..? langsung saya jawab untuk apa pak..? Eh kau…Kami ini BPK ….BPK….tau…!
Setelah itu Pak Ododogo Lase dengan santai bertanya Pak….Pak…. Bapak jangan gitu dong, Bapak Tunjukan Identitas bapak atau tanda pengenal sebagai BPK bapak masuk kelosi ini tidak melalui jalur dan tidak ada pemberitahuan sebelumnya, dari tadi saya minta tanda pengenal bapak tapi ngak memberikan, tapi minta Rab dan Kontrak, maunya bapak ngerti itu. Jelas Desta meniruhkan kata-kata ododogo lase. Setelah itulah sontak bapak yang mengaku oknum BPK itu bertanya balik dengan nada tinggi “Kau siapa…? Kau siapa…? lalu pak Ododogo Jawab saya Mandor di poryek ini, jelas ododgo lase, langsung disambut dengan latang bercampur kesal nada kesal Orang yang mengaku BPK itu mengatakan “ Diam Kau, diam mulut kau itu, “Diam kau Nias Kontol”, kalian ini tidak tau, sambil menunjuk dadanya kami, ini BPK …Kami ini BPK….Kami ini BPK sambil menunjuk- nujuk Dadanya, tutur Desta heran
Saat pak Ododogo mengatakan bapak ngak sopan pergi dari sini..! lalu anggota terus menyuruh mereka pergi untuk menghidari terjadinya keributan. Terlihat saat Oknum yang mengaku BPK itu membuang kacamatanya. jelas desta.
Akibat Kedatangan Oknum yang mengaku BPK itu, Kegitan PHO kami tidak bisa dilanjutkan karena Kepala Dinas dan PPK sedikit Ragu dengan kedatangan mereka, hingga puluhan pekerjaan merasa mengeluh karena Gajinya bulum di bayarkan, kata desta mengakhiri.
Menurut Desta kedatangan BPK di setiap Lokasi pekerjaan sudah memiliki data seperti RAB dan lain-lain dari Dinas terkait dan memasuki lokasi pekerjaan wajib di ketahui oleh Kepala Dinas dan PPK serta Rekanan dan tidak masuk melalui pintu belakang, samping kiri-kanan, tentu ada Pintu masuk menuju lokasi pekerjaan. Desta mengatakan andai benar mereka mengatakan BPK RI dari Propinsi Sumatera Utara, apa urusan mereka di pekerjaan saya…? Maunya seorang BPK harus mengerti Tugasnya sebagai BPK jangan hanya asal tunjuk dada dan katakana saya BPK.
Kami sebagai rekanan (Nyak Desta Aceh) meminta kepada Bupati Nias Utara agar segera memberikan keterangan resmi atas kedatangan oknum-oknum BPK RI ke Lokasi Pekerjaan Pembangunan Rumah Apung Desa Bale Fadorotuho yang sebelumnya kami tidak ada informasi baik dari Dinas Pariwisata Kabupaten Nias Utara ataupun dari Bupati Nias Utara. Kami kwatir kedatangan BPK ke Lokasi Pembangunan Rumah Apung di Desa Bale fadorotuho diduga hanya menakutnakuti rekanan atau ada indikasi tertentu, tegas Desta.
Diminta kepada Kapolres Nias agar jelit dan menelusuri Oknum BPK yang memasuki lokasi pekerjaan yang masih belum di PHO-kan karena ketentuan ada dalam hal itu, pinta Desta mengakhiri.
(Dz)