Top News Detik Kasus | Ritual Bakar Tongkang Di Panipahan
https://youtu.be/UfnCSRzxw3E
DETIKKASUS.COM | MINGGU (2/12/2018 – Ritual Bakar Tongkang (replika perahu) sudah dilakukan masyarakat Tionghoa di Rokan Hilir, khususnya di Kecamatan pasir limau kapas kabupaten rokan hilir riau.
Panipahan ribuan Masyarakat Tionghoa yang tinggal di wilayah pesisir pulau Sumatera ini yang berbatasan langsung dengan malaysia dan singapura menyakini ritual ini bentuk permohonan keselamatan dari dewa.
Dalam ritual sembahyang ini setiap tahunya dilaksanakan warga Tionghoa di Vihara Budi Bhakti, Jalan Bijaksana Kepenghuluan Panipahan Kecamatan Palika Rokan Hilir Riau.
Juga lakukan secara serentak di vihara yang di sebut warga pekong kuda.
Masyarakat Tionghoa dalam ritual Bakar Tongkang ini dilaksanakan di pemakaman di jalan TELKOMSEL Kepenghuluan Teluk Pulai, Sebelum ritual ini dimulai masyarakat akan menggotong riplika perahu menuju tempat ritual.
Salah seorang warga Tionghoa, selaku HUMAS Usman kepada detikkasus, minggu (2/12/2018) menyebutkan, ritual Bakar Tongkang ini merupakan adat dan tradisi suku Tionghoa di Panipahan di ada kan satu tahun sekali dan ini sudah menjadi kan suatu sebuah tradisi masarakat tionghoa di panipahan.
Ritual ini bagian dari acara sembahyang kepada Dewa Laut dengan tujuan sang Dewa memberkati warga yang turun ke laut mencari rezeki agar mendapat keberuntungan.
Menurutnya, mayoritas warga Panipahan kecamatan palika kabupaten Rokan Hilir Riau, selama ini mencari rezeki dari hasil laut sebagai nelayan. “Kita minta keselamatan dan diberi untung banyak”.
Pelaksanakan ritual bakar Tongkang ini dilaksana di dua vihara di Panipahan, yaitu vihara SITYA KIRTI selain di vihara Budi Bhakti.
Pelaksanaan ritual ini dilaksanakan setelah setelah sembahyang di vihara masing-masing dan dilaksanakan secara serentak.
Dalam setiap ritual Bakar Tongkang, biasanya akan banyak warga Tionghoa luar daerah berdatangan ke Panipahan, seperti Jakarta, Medan, Batam, bahkan ada yang dari Malaysia dan Singapura serta Thailand.
Menurut keyakinan mereka, ritual Bakar Tongkang dan Sembahyang Dewa Laut ini adalah kaitanya dengan sejarah nenek moyang mereka yang pertama kali mendarat di Rokan Hilir tepatnya di sekitar Bagansiapaiapi dan menjadi ibu kota panipahan saat ini.
“Jadi perantau mesti pulang jika mereka mengenang nenek moyang mereka yang pertama kali mendarat di daerah kita ini dengan menggunakan perahu tongkang,” katanya.
Bakar Tongkang sebagai mengenang kepada nenek moyang dan sembahyang dewa laut adalah permohonan keselamatan kepada dewa.
Ritual puncak pelaksanaan bakar tongkang pada hari minggu jam 15,00 wib (2/12/2018) puluhan personel polsek panipahan melakukan pengaman di setiap simpang menuju ke lokasi tempat pembakaran.
Sekali gus melakukan ketertipan lalulintas aman dan tertip, sebut KAPOLSEK PANIPAHAN IPTU ZULMAR SH KE DETIKKASUS,SAAT DI KOMPERMASI, detik detik proses jelang pelaksanaan bakar tongkang yang hanya cuma menghitung jam saja.
Pantuan detikkasus di langan selain dari pihak kepolisian juga ikut Serta POSDENRAMEL PANIPAHAN SERMA HERRY KALMAN DI DAMPINGI BABINSA pulau jemur SERKA SUARMAN juga turut hadir dalam palaksanaan proses pembakran tongkang Camat palika M.IDRIS DI dampingi ibu Ani ketua PKK palika.**[M.manurung]