Detikkasus.com | Polda Jatim – Polres
Bojonegoro – Untuk mencegah kenakalan remaja dikalangan pelajar khususnya ditingkat SLTA, Polres Bojonegoro mengadakan kegiatan diskusi dalam acara Forum Grup Diskusi bersama guru bimbingan konseling tingkat SLTA se-Kabupaten Bojonegoro pada hari Selasa (27/11/2018) pagi tadi di Aula AP 1 Rawi Mapolres Bojonegoro dengan mengambil tema “Menanggulangi Kenakalan Remaja di Kalangan Pelajar”.
Adanya perkembangan teknologi yang semakin maju serta meningkatnya kenalan remaja, sehingga perlu adanya solusi dan kerjasama antara Polri, Dinas Pendidikan dan guru dalam menanggulangi kenakalan remaja di kalangan pelajar. Dengan demikian kegiatan Forum Grup Diskusi (FGD) bersama para Guru Bimbingan Konseling tingkat SLTA se-Kabupaten Bojonegoro, diselenggarakan dengan maksud agar dapat mewujudkan sinergitas yang positif antara Polri dan pihak Guru Bimbingan Konseling tingkat SLTA dalam meminimalisir dan menanggulangi kenakalan remaja pada kalangan pelajar di wilayah hukum Polres Bojonegoro
Kapolres Bojonegoro AKBP Ary Fadli, SIK., MH., MSi dalam sambutannya membuka acara mengungkapkan bahwa Polres Bojonegoro selalu berupaya untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat, salah satu bukti Polisi peduli terhadap permasalah yang ada dimasyarakat yaitu dengan diselenggarakan acara diskusi seperti ini. Berbicara masalah pelajar yang merupakan komponen dari kegiatan belajar mengajar, Sat Binmas sering melaksanakan kegiatan razia dan ditemukan pelajar yang bolos atau ngopi disebuah warung.
“Bolos sekolah dan nongkrong di warung kopi disaat jam sekolah, itu merukan salah satu indikasi kenakalan remaja”, ungkap Kapolres.
Kenakalan remaja saat ini semakin meningkat dengan perilaku yang bermacam-macam, dimana pelajar saat ini semakin krearif akibat kemajuan teknologi dengan tidak memikirkan dampak kedepannya. Dengan begitu, Kapolres mengajak untuk menggimbangi pelajar saat ini, dengan cara-cara yang kreatif
“Bila pelajar dua langkah lebih maju maka kita harus bisa lima langkah lebih maju”, ajak Kapolres.
Dengan adanya diskusi ini, bisa menghasilkan kesepakatan bagaimana solusi dan teknisnya agar tidak ditemukan lagi anak-anak yang bolos yaitu mungkin akan disusun teknisnya yang bersifat soft middle dan hard;
“Jadi pada kesempatan kali ini mari kita sama-sama meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran kita untuk membentuk SOP atau teknis dalam menangani adanya kenakalan remaha dikalangan pelajar”, tutur Kapolres.
Sementara itu, Kepala cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur di wilayah Kabupaten Bojonegoro Drs Sumarno, M.Si saat memberikan sambutan seusai sambutan Kapolres mengatakan terimakasih atas kegiatan yang diprakarsai oleh Polres Bojonegoro. Tugas guru BK tidak hanya menangani pelajar yang nakal, akan tetapi juga menagani pelajar yang berprestasi, sehingga jika ada pelajar yang bersalah tidak semata-mata merupakan tugas Guru BP saja, namun seluruh Guru.
Ketidak hadiran guru dikelas saat jam pelajaran bisa membuat para pelajar bolos dan berkeliaran di luar sekolah saat jam pelajaran, sehingga sepulang kegiatan ini diharapkan guru bisa mencari solusi cara mencegah kenakalan remaja dengan cara mengubah metode pendekatan guru ke siswa dengan kasih sayang.
Tugas guru BK setelah SOP yaitu untuk menerapkan kedisiplinan pada muridnya, sehingga bisa membuat anak didik disekolah untuk kreatif, nampu berinovasi, mampu berkomunikasi serta memiliki kemampuan untuk bekerja sama.
“Bila anak didik kita sudah mampu dalam hal itu, maka dapat mengurangi terjadinya kenakalan remaja”, ucap Sumarno.
Usai sambutan dari Kapolres dan Kepala cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur di wilayah Kabupaten Bojonegoro, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Polisi Pamong Praja Kabupaten Bojonegoro serta diisi dengan sesi tanya jawan serta diskusi. (Her)