Detikkasus.com | TULUNGAGUNG – Wildan, anak 12 tahun asal Lingkungan II, Desa Sumberejo Kulon, Kecamatan Ngunut tidak bisa menggerakkan kakinya, Rabu 31 oktober 2018.
Kondisi itu terjadi setelah Wildan mendapat suntikan vaksin DPT 2.
Wildan adalah seorang santri di sebuah pondok pesantren di Kediri.
Pada Jumat (19/10/2018) ia sempat pulang karena sakit.
Hasil pemeriksaan di RS Madinah Ngunut, Wildan mengalami gejala tifus.
“Dia tidak sampai dirawat dan cukup berobat jalan,” ungkap sepupunya, Yoyok
Setelah minum obat kondisinya terus membaik.
Hari Selasa (23/10/2018) Wildan kembali ke pondok pesantren.
Hari itu adalah hari terakhir dia minum obat.
Pada Rabu (24/10/2018) pagi ada imunisasi massal di pemondokannya, yang dilakukan Puskesmas setempat.
Menjelang siang hari, kondisi Wildan mulai menurun hingga harus dilarikan ke Puskesmas Campurejo.
Karena kondisinya parah, pihak Puskesmas hendak merujuk ke RS Bhayangkara Kediri.
Namun pihak keluarga minta agar dirujuk ke RSUD dr Iskak Tulungagung, dengan alasan lebih dekat rumah.
“Kakinya lumpuh tidak bisa digerakkan. Selama empat hari di RSUD dr Iskak juga tidak ada perubahan,” lanjut Yoyok.
Karena kondisinya tidak kunjung membaik, RSUD dr Iskak merujuk Wildan ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang, Senin (29/10/2018).
Pihak keluarga berharap Wildan bisa pulih seperti semula.
Keluarga juga mempertanyakan, imunisasi terhadap Wildan yang baru sakit.
“Setahu saya setelah sakit hingga satu minggu tidak boleh divaksin. Ini belum ada satu minggu lo,” keluh Yoyok.(tim)