SALAH SATU DESA DI TANJUNG SELAMAT DI WILAYAH KEPENGHULUAN PANIPAHAM LAUT.
DETIKKASUS.COM | KAMIS SORE TGL 13 SEPTEMBER TAHUN 2018.
Demi Menuntut ilmu harus penuh perjuangan sekalipun nyawa taruhannya, seperti yang dilakukan puluhan siswa Sekolah Dasar (SD dan SMPdi desa sungai ular juga desa pasir termasuk juga desa sungai tengar kepenghulan panipahan laut dan kepenghuluan pasir limau kapas Kabupaten rokan hilir riau.
Para siswa dan siswi Untuk mencapai sekolah tepat waktu, mereka terpaksa memaksa kan diri nya untuk melintasi di atas jalan yang rusak dan banyak yang berlobang di sepanjang jalan.
Dan bukan saja persoalan jalan yang berlobang juga titian yang ambruk yang di alami mereka bertahun tahun.
Ironis nya lagi saat air laut tiba jalan yang mereka lintasi juga di banjiri air pasang laut sebagai mana gambar yang kita lihat pada saat ini.
Mereka tidak banyak berharap,jika persoalan seperti ini di alami bertahun tahun bisa mengancam gagal nya sekolah mereka.
Dan mereka berharap pada saat ini cuma menggantung kan harapan kepada pemimpin yang mereka pilih.
Baik dari legis latip mau pun bupati dan juga gubernur atau juga penghulu agar dapat memperhatikan desa,salah satu desa tanjung selamat kepenghuluan panipahan laut.
Agar harapan mereka bisa, bagi pemimpin mengambil kebijakan atas peristiwa yang menimpa para siswa dan siswi di kecamatan pasir limau kapas.
Dan pada saat ini Mereka harus hati-hati ketika melintasi jalan yang di genangi air laut.
Beginilah nasib puluhan siswa SD dan SMP Desa Sungai ular dan juga desa pasir Kecamatan palika Kabupaten rohil, saat berangkat dan pulang sekolah.
Jalan sepanjang puluhan meter dengan lebar tiga meter itu terbentang di atas air pasang dan juga termasuk jembatan.
Pantauan detik kasus di lapangan saat ini.
Jika tidak melewati jalan tersebut para siswa harus memutar dengan jarak tempuh juga puluhan kilo meter untuk sampai sekolah mereka tuju,itu pun.terpaksa melintasi jalan yang semak belukar dan di kuatir kan banyak ancaman.
Tak jarang siswa jatuh terjatuh ketika sedang melintasi jalan yang berlobang seperti dialami terlepas lantaran licin akibat sisa banjir saat pasang air laut surut.
Air pasang laut di perkirakan naik kejalan waktu pagi dan sore hari nya.
Walau demikian, mereka mengaku tidak kapok untuk melewati titian dan jalan tersebut demi ilmu dan cita-cita yang harus mereka capai. Begitu pula dengan anak-anak siswa lain nya.
Beberapa siswa mengatakan, tiap hari dia bersama puluhan temannya melintasi jalan dengan meniti jembatan yang ambtuk pada waktu lalu.
Mereka mengaku terpaksa lewat karena jika tidak lewat jembatan tersebut harus rela basah, karena harus mengarungi air pasang
Namun ketika banjir tiba, mereka terpaksa memaksa kendaraan nya berangkat ke sekolah, bahkan sekali pun mengarungi air yang banjir menaiki jalan.
Belum lagi lagi persoalan lain nya,seperti kendaraan jika di kenak kan air pasang dan bisa cepat berkarat karena airbasin cukup tinggi mengandung zat asin.
Beginilah kondisi desa di palika karena berada di wilayah tepi pantai.***[mustar manurung]