Detikkasus.com | Jember-, Bupati Jember dr. Hj. Faida MMR, Sabtu (02/06/2018), berbuka puasa di Gereja Santo Yusuf yang berada di Jalan Kartini.
“Ini suatu sejarah, pertama kali ada buka puasa di gereja, dan disediakan makanan buka oleh gereja,” tutur bupati.
Buka puasa ini, menurut bupati, menandakan kerukunan umat beragama di Jember luar biasa. Antar umat beragama saling menghormati dan saling menjaga.
Soal keimanan adalah urusan manusia dengan tuhannya. Keimanan merupakan sesuatu yang tidak bisa dipaksakan.
“Orang yang beriman bukan berbeda. Bukan tidak bisa bersaudara dan bukan tidak bisa bekerja sama,” terangnya.
Bupati mengungkapkan, Jember punya aset yang luar biasa, yakni Gereja Katolik tertua di Kabupaten Jember. Gereja yang berdiri sejak Indonesia merdeka ini perlu dirawat bersama-sama.
Gereja ini diharapkan menjadi salah satu destinasi wisata religius. Bisa terbuka untuk umum, dengan sejarahnya yang panjang. Ini akan membuktikan kerukunan umat beragama di Jember terjaga.
Peresmian renovasi yang bertepatan dengan peringatan Hari Lahir Pancasila ke-73, diharapkan menjadi menjadi warna penyemangat untuk menjadi lebih baik.
Bupati memberikan apresiasi karena pembangunan gereja merespon pesan Pemerintah Kabupaten Jember dengan menjadi contoh gereja yang inklusi, yang menyiapkan akses bagi difabel. Peresmian yang bertepatan pada Bulan Ramadhan menjadi suatu isyarat untuk saling menjaga.
Kehadiran perempuan pertama Bupati Jember ke Gereja Katolik ini untuk meresmikan renovasi yang telah selesai dilakukan. Peresmian bertepatan menjelang Maghrib atau waktu berbuka puasa.
Mgr. Yang mulia (monsinyur) Henricus Pidyarto Gunawan O.Carm menyampaikan terima kasih kepada bupati dan Forkompimda. “Umat Katolik bergembira karena gedung gereja sudah direnovasi, gereja diperindah supaya umat gereja semakin betah,” ucapnya.
“Indahnya gedung tidak menjamin. Lebih penting indahnya hati. Kalau hati suci, hati sungguh-sungguh memuji tuhan, dan mengabdi sesama masyarakat dan negara dengan sepenuh hati,” ujarnya.
Dukungan pejabat pemerintah dirasa bagi umat Katolik. Umat Katolik merasa diterima oleh pemerintah. Karena itu, Gerrja Katolik selalu mendukung pemerintah, mendukung pengamalan Pancasila sebagai dasar NKRI.
Ia mengatakan, umat Katolik juga selalu diimbau oleh pemimpin untuk ikut terlibat dalam kehidupan masyarakat, tidak memisahkan diri, tetapi terlibat menjadi warga Indonesia yang baik. (Jok).