Detikkasus.com | Propinsi Jawa Timur – Kabupaten Ponorogo – Anggota MPR/DPR RI, Sartono Hutomo kembali memberikan pemahaman empat pilar kebangsaan di daerah pemilihanya Jawa Timur VII tepatnya di Desa Baosan Lor Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo, Jatim.
Kegiatan yang berlangsung Senin (28/5/2018) tersebut dihadiri oleh Widodo selaku Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Ponorogo, karang taruna, tokoh masyarakat, tokoh agama se-Desa Baosan Lor, Kecamatan Ngrayun.
Pada kesempatan tersebut Sartono yang di wakili oleh Imam Mahfudz selaku tenaga Ahli DPR RI menegaskan, untuk mencegah agar tidak terpengaruh dan tergelincir dengan kehidupan yang negative, seperti akhir –akhir ini maraknya tentang perilaku terorisme bom bunuh diri dan lain sebagainya. “Maka Empat Pilar kebangsaan yang didalamnya ada Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika hendaknya sebagai pegangan hidup dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,” urai Imam Mahfudz.
“Karena itu harus kita cegah betul pengaruh pengaruh negative terutama tentang pentingnya penanaman ideologisasi Pancasila tentang nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan, sehingga masyarakat tidak mudah terjerumus dalam ideology yang bertentangan dengan landasan bangsa Indonesia,” papar Mahfudz.
“Agar kehidupan bangsa Indonesia semakin kukuh, hendaknya segenap komponen bangsa disamping memahami dan melaksanakan Pancasila, juga secara konsekuen menjaga sendi sendi utama lainya, yakni UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Pancasila sebagai ideology bisa mengikat bangsa Indonesia yang demikian besar dan majemuk. Pancasila adalah consensus nasional yang dapat diterima semua paham, golongan, dan kelompok masyarakat di Indonesia. Dalam pososonya Pancasila merupakan sumber jati diri, kepribadian, moralitas, dan haluan keselamatan bangsa,” tambah Pria yang menjadi Tenaga Ahli Sartono Hutomo itu.
Lebih lanjut Imam Mahfudz kepada masyarakat Desa Baosan Lor menyampaikan tentang bagaimana memahami dan mensikapi persoalan persoalan kebangsaan tentang kebhinekaan, serta mengantisipasi adanya bibit-bibit yang mengancam kebhinekaan. “Kunci dari kebhinekaan adalah bagaimana kita bertoleransi dan bertenggang rasa, bagaimana kita dapat menghargai sesama kita, baik dengan perbedaan agama, ras, dan suku,” ucap Imam Mahfudz.
Masih menurut Mahfudz, Kegiatan tersebut sangat diharapkan masyarakat terutama masyarakat yang pinggiran, seperti di kecamatan Ngrayun ini.
Disela-sela acara Warsidi selaku tokoh masyarakat di Desa Baosan Lor mengaku sangat berterimakasih karena dengan kegiatan ini mereka lebih paham tentang wawasan kebangsan. “Kami sangat berterimakasih khususnya kepada bapak Sartono anggota DPR RI dari Komisi VI Dapil Jawa Timur VII Fraksi Partai Demokrat yang telah memberikan wawasan dan pmahaman kepada kami dan tokoh masyarakat lain di desa Baosan Lor ini. Semoga kegiatan ini bisa terus berlanjut terutama kepada generasi muda penerus bangsa di desa pinggiran seperti ini,” harap Warsidi. (MUH NURCHOLIS)