Labuhanbatu, Sumut l Detikkasus.com –Rabu (06/04/2022) Sudah masuk hitungan Empat (4) Bulan ini kami kami tidak kunjung gajian, saat sahur dan berbuka puasa apa mungkin bisa makan pasir dan batu. Sementara disisilain, “Jika kami tidak tutup kantor desa karena sanggup memberikan pelayanan, ntar malah cepat viral dituding makan gaji buta dan lain sebagainya”.
Sebagai perangkat desa sedih kali kami rasa saat ini, kalaulah dari awal mula kami tau begini pahitnya jadi perangkat desa, mungkin kami waktu itu tidak akan ada yang mau jadi perangkat desa. “Saat ini kami bisa makan karena bisa ngutang dan sebahagian ada yang dibantu kedua orangtua, bagi yang tidak bisa ngutang lagi diwarung mau gimana lagi ya”.
Pemimpin Daerah sudah berganti dari masa Pak Andi Suhaimi ke Pak dr Erik Adtrada Ritonga MKM, tetapi perasaan kami sebagai perangkat desa tidak ada perubahan. Tetap saja kami susah untuk bisa makan tanpa ngutang, sementara aktivitas setiap hari malah semakin bertambah banyak. “Waktu itu saya kira dengan bergantinya Pemimpin Daerah akan semakin terpercaya melancarkan perekonomian”.
“Faktanya honor atau penghasilan tetap apalah sebutannya yang tidak seberapa nilainya, tapi sangat berarti bagi kehidupan keluarga sederhana kami”. Salah seorang kepala desa membenarkan bahwa perangkat desanya, bahkan perangkat desa se-kabupaten labuhanbatu sebenarnya. Berharap agar bisa secepat mungkin menerima gaji/upah,
Kadang saya malah pernah berpikir, sebenarnya apa ya penyebab utama hingga bisa sampai saat ini, perangkat desa belum bisa menerima gaji, dalam hal ini apakah ada yang salah misalnya. “Salah memilih pemimpin atau yang salah pemimpin daerah itu menempatkan politikus, untuk berkiprah mengedepankan kepercayaan publik”. (J. Sianipar)