Detikkasus.com
Nias-Sumatera Utara,
Jumat 14 Agustus 2020.
Menyambut Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 75, Kelompok Mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (HIMMAH) Sumatera Utara mengevaluasi 2 tahun Kinerja Gubernur Edy Rahmayadi. Juma’at 14/08/2020
2 Tahun Memerintah, Gubernur sumut diduga Gagal Menerjemahkan Visi Sumut Bermartabat.
Azlansyah Hasibuan, Ketua PMII Sumut menyampaikan bahwa selama 2 tahun kepemimpinan bapak Edy Rahmayadi menjabat Gubernur tidak ada kemajuan yang signifikan terhadap provinsi Sumatera Utara di sektor Infrastruktur. Sebagaimana diketahui masih banyak jalan nasional yang ada di provinsi rusak parah. Khususnya mereka yang didaerah perbatasan-perbatasan, Sumut-Sumbar, Sumut- Riau.
” Ini artinya Pak Edy lemah, tidak mampu berkoordinasi yang baik dengan pemerintah pusat. Kita harapkan kedepan Gubsu dapat memperhatikan ini, kalau tidak sanggup mundur saja dari Gubernur” Tegas Azlan.
Senada dengan hal diatas Ketua GMNI Sumut, Paulus Gulo mengatakan kebijakan yang dibuat Gubernur dalam menjalankan tata kelola organisasi pemerintah di Sumut carut marut. Masih banyaknya jabatan Eselon II yang dijabat Plt.
“Manajemen birokrasi pemerintahan Sumut masih jauh dari harapan. Misalnya saja soal jabatan Eselon II yang masih di jabat Pelaksana Tugas atau Plt. Sebagaimana diketahui Gubsu sudah ditegur keras oleh Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) terkait carut marutnya lelang jabatan di Pemprop Sumut”. Kata Paulus
Sementara itu, Ketua HIMMAH Sumut, Abdul Razak Nasution menegaskan, Edy Rahmayadi gagal menerjemahkan visi Sumut Bermartabat yang dielu-elukan pada masa kampanye dulu.
“Jelaskan kepada saya, di mana martabat Sumut ketika ia menjadi provinsi yang paling buruk mengelola anggaran COVID. Di mana martabat Sumut ketika citra gubernur yang muncul ke permukaan hanya sifat tempramental tanpa solusi kongkrit?. Atau sebutkan satu saja prestasi Gubernur selama 2 tahun memimpin sumatera utara?” Tanya Razak.
“Jangan-jangan, kegiatan seremonial peletakan batu pertama Sport Center dengan nilai fantastis, mencapai Rp 7.8 triliun yang akan diselenggarakan hari ini, justeru dijadikan topeng untuk menutupi kegagalan-kegagalan Edy Rahmayadi” tambah Razak( tim)